UNAIR NEWS – Badan Semi Otonom Masyarakat Yuris Muda Airlangga (MYMA) Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH UNAIR) merupakan salah satu badan semi otonom yang kerap menorehkan prestasi di bidang artikel ilmiah. Kali ini, delegasi MYMA FH UNAIR meraih gelar Berkas Terbaik pada Constitutional Law Festival 2023.
Constitutional Law Festival adalah lomba tingkat nasional oleh Universitas Brawijaya dan bekerja sama dengan Mahkamah Konstitusi. Lomba yang diselenggarakan pada 8 – 10 September 2023 itu dibagi menjadi dua kategori, yaitu artikel ilmiah dan perancangan perundang-undangan.
Kali Pertama Ikuti Lomba
Delegasi MYMA FH UNAIR tersebut beranggotakan Istifahani Nuril Fatiha (2020), Amilah Fadhlina (2020), Kharisma Putri Wardani (2020), dan Kemal Fikri Royadi (2021). Ini merupakan kali pertama bagi mereka mengikuti Constitutional Law Festival.
“Tahun ini pertama kalinya MYMA mengirimkan delegasi untuk Constitutional Law Festival. Alhamdulillah mendapat Berkas Terbaik. Ke depannya kami berharap akan ada delegasi yang mewakili FH UNAIR untuk berkompetisi di lomba ini lagi,” tutur Nuril ketika diwawancara UNAIR NEWS pada Senin (18/9/2023).
Amilah turut menceritakan kesulitan yang mereka lalui selama persiapan lomba. Menurut mereka, kesulitan utama karena mereka belum mengetahui indikator penilaian presentasi final.
“Belum ada alumni yang pernah berkompetisi di lomba ini. Jadi kami tidak tahu bagaimana cara penilaian presentasinya. Kami juga mengalami kesulitan terkait penguasaan data yang untuk artikel ilmiah karena beberapa juri cenderung berpandangan empiris, sedangkan basis FH UNAIR adalah normatif,” cerita Amilah.

Kesulitan lain, sambungnya, yaitu jadwal kesibukan delegasi yang berbeda-beda. Total waktu yang mereka butuhkan untuk persiapan lomba adalah dua bulan pemberkasan dan dua bulan persiapan final.
“Kami sangat terkejut sekaligus senang karena bisa mendapatkan akumulasi poin terbaik di penjurian berkas,” ucap Amilah.
Angkat Topik Sunset Clause
Kharisma menyambung dengan memaparkan topik yang mereka bahas di artikel ilmiah mereka. Mereka mengangkat pembahasan mengenai sunset clause yang merupakan suatu metode yang dapat mengatasi over regulation di Indonesia.
“Berbeda dengan penerapan omnibus law, gagasan yang kami tawarkan lebih menjamin adanya meaningful participation dari masyarakat pada pemberlakuan undang-undang,” jelas Kharisma.
Sebagai penutup, Kemal menyampaikan tips dan trik untuk mahasiswa lain yang berniat mendaftar lomba serupa. Ia juga berpesan untuk jangan cepat berpuas diri karena masih banyak hal yang harus dibenahi.
“Banyak bertanya dan berkonsultasi ke dosen yang sudah expert di bidangnya serta sering brainstorming dengan rekan setim untuk merumuskan berkas yang baik. Semoga delegasi FH UNAIR di tahun dapat memperoleh juara yang lebih baik dari kami,” pungkasnya. (*)
Penulis : Dewi Yugi Arti
Editor : Binti Q. Masruroh