UNAIR NEWS – Dalam menangani aspek lingkungan, tim Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 68 Kelompok Kawistolegi UNAIR menggelar beberapa kegiatan pencegahan penularan gigitan nyamuk. kegiatan itu meliputi sosialisasi mengenai cara Membatasi Ancaman Nyamuk (BATMAN) dan pembuatan Vertical Garden (VERGAN).
Mengingat perkembangbiakan nyamuk di Desa Kawistolegi yang cukup tinggi, Abidah Kolis selaku Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan keluarga (PKK) Desa Kawistolegi mengungkapkan harapannya terhadap gelaran kegiatan ini. ia berharap kegiatan ini dapat menjadi acuan terlaksananya kembali kegiatan pemantauan jentik nyamuk melalui kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di Desa Kawistolegi.
“Kami berharap kegiatan jumantik dapat terlaksana kembali. Mungkin dari pihak mahasiswa KKN dapat memberikan bantuan berupa arahan dalam pembentukan Jumantik di Desa Kawistolegi,” ungkap Abidah yang juga merangkap sebagai Ibu Kepala Desa Kawistolegi tersebut.
Kegiatan berlangsung pada Sabtu (22/7/2023) di Balai Desa Kawistolegi, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan. Tercatat ada 30 peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. Adapun turut hadir dalam kegiatan tersebut ialah ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Kawistolegi.
Rangkaian Acara
Kegiatan ini terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama ada sosialisasi mengenai cara membatasi ancaman nyamuk. Berlanjut pada sesi kedua yaitu pembuatan vertical garden oleh kelompok PKK Desa Kawistolegi bersama mahasiswa Tim KKN-BBK UNAIR.
Otniel Andreas, Salah satu mahasiswa KKN UNAIR yang menjadi pemateri dalam gelaran itu menjelaskan bahaya dari gigitan nyamuk. Perkembangan nyamuk, sambungnya terjadi dengan, sangat cepat. Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dan membentuk Jumantik.
“Nyamuk menjadi salah satu hewan yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia. Hal ini karena nyamuk dapat menularkan berbagai penyakit berbahaya seperti malaria, demam berdarah (DBD) dan Zika. Tidak hanya itu, ternyata perkembangbiakan nyamuk terjadi dengan sangat cepat. Satu nyamuk betina dapat menghasilkan 50 hingga 500 telur dalam sekali melahirkan,” paparnya.
Tidak hanya sampai pada pencegahan melalui 3M Plus saja, masyarakat juga diajak untuk membentuk jumantik (juru pemantau Jentik). Dengan menjelaskan struktur pembentukan Jumantik, selanjutnya mahasiswa membagikan serbuk abate kepada peserta yang hadir.
Setelah melakukan sosialisasi tentang cara membatasi ancaman nyamuk serta pentingnya pembentukan jumantik. selanjutnya kelompok PKK diarahkan untuk membuat vertical garden menggunakan botol bekas. Selain melatih kreativitas kelompok PKK Desa Kawistolegi, Kegiatan ini juga menjadi salah satu implementasi dari penerapan 3M yang ketiga, yaitu Mengubur dan Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air, yaitu botol bekas.
Penulis: Tia Rstutika
Editor: Nuri Hermawan
Baca Juga: UNAIR Terima Kunjungan Dubes Prancis untuk Indonesia, Bahas Kerja Sama Berbagai Bidang