UNAIR NEWS – Intensitas hujan yang terus meningkat sejak pergantian tahun dan diperparah oleh jebolnya tanggul sungai Cileungsi serta sungai Cikeas menyebabkan banjir bandang yang tidak dapat dielakan di daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hal tersebut cukup menyita perhatian banyak pihak, tidak terkecuali bagi mahasiswa Universitas Airlangga yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Back to Village (KKN-BV) di Kabupaten Bogor.
Memilih Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sebagai lokasi KKN, lokasi tersebut tidak jauh dari lokasi bencana banjir bandang dan sebagian turut terdampak bencana tersebut. Kelompok KKN-BV Bojongkulur 2 yang terdiri dari Thearza Tavinia (FKH), Fadhlul Ajie (FEB), Maulani Syahrozad (Fisip), Siti Nuryela (FST), Gempita Anargia (FKG), Livia Della (FEB), Melinda Mitharini (FEB), M. Ikbaar Firdaus (FKH), Meisyta Aninda (FKH), Fernanda Bahrum (FKH), melaksanakan KKN mulai tanggal 24 Desember 2019 sampai dengan 17 Januari 2020.
Kepada UNAIR NEWS, Thearza Tavinia mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga menyampaikan bahwa bencana tersebut terjadi sehari sebelum pelaksanaan program kerja pertama kelompoknya. Oleh karena itu, pihaknya bersama perangkat desa terjun langsung ke lokasi guna membantu evakuasi warga.
“Selama pengalihan fokus tersebut, kami jarang sekali berada di titik lokasi yang sama alias anggota kelompok KKN terpencar di beberapa titik lokasi seperti Aula Balai Desa Bojongkulur, posko di Vila Nusa Indah dan terjun langsung ke beberapa lokasi banjir untuk menyalurkan logistik,” ujar mahasiswi angkatan 2017 itu.
Tidak hanya berkutat dalam penyaluran logistik, sambungnya, ia dan tim juga membantu dokter untuk menangani korban banjir, berbelanja dan memasak untuk keperluan konsumsi korban banjir dalam jumlah yang banyak. Bahkan, pihkanya juga bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar pasca banjir yang masih terendam lumpur, membantu administratif data korban banjir, dan banyak hal lainnya.
“Menunda berbagai macam program kerja, tidak lantas membuat kelompok ini merasa kecewa. Bagi kami fokus membantu desa Bojong Kulur sudah sangat berarti,” tandasnya.
Selama di pengungsian, para warga terdampak mendapatkan bantuan dari berbagai donatur, seperti pakaian, logistik, obat-obatan dan sebagainya. Semua bantuan tersebut dirasa sangat besar manfaatnya bagi masyarakat terdampak.
“Kami juga turut memberikan pendampingan kepada anak-anak di pengungsian, terutama untuk menghilangkan trauma”, ujarnya. “Selama proses penanganan pasca banjir, kelompok kami banyak sekali mendapat pelajaran berharga dan merasakan atmosfir mengabdi kepada masyarakat yang sesungguhnya,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Suryadiningrat Editor: Nuri Hermawan