Universitas Airlangga Official Website

Tim KKN UNAIR Ajak Masyarakat Manfaatkan Limbah Sayuran dan Buah-Buahan Jadi Sabun

Tim KKN UNAIR saat foto bersama warga (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS- Timbunan sampah organik yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, kian hari meningkat. Untuk mengurangi permasalahan itu, tim Mahasiswa KKN-BBM Ke-66 Universitas Airlangga kelompok Made 1 mengenalkan eco-enzyme kepada warga.

Ketua tim KKN kelompok Made 1 Devia Putri Oktaviani mengatakan bahwa Eco-enzyme merupakan suatu cairan multiguna yang berasal dari hasil fermentasi limbah dapur organik sebagai pembersih, pupuk alami, dan pestisida yang efektif. 

 “Acara ini bertujuan agar masyarakat dapat mengelola sampah dengan tepat karena pentingnya menjaga lingkungan untuk tetap sehat dan bersih. Salah satunya dengan cara melakukan pengolahan sampah organik menjadi eco-enzyme serbaguna,” ujar Devia dalam sambutannya.

Di samping itu, tim turut mendukung ketercapaian SDGs poin ke-15 Life on Land, yakni program edukasi atau sosialisasi yang berkaitan dengan pengelolaan berkelanjutan.

Dalam kegiatan itu, warga yang hadir tidak hanya diberikan materi. Tetapi, juga diajak langsung untuk membuat eco-enzyme dari sayuran dan buah-buahan. Adapun Dosen Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Yeni Dharmayanti drh MKes sebagai pemateri mengatakan bahwa pembuatan eco-enzyme sangat mudah.

Masukkan sayur atau buah yang telah layu dan dicincang ke dalam wadah berisi air. Setelah itu, tambahkan gula merah yang telah dicincang dan tercampur merata. Selanjutnya tutup rapat wadah hingga proses fermentasi berlangsung tiga bulan. 

Tim KKN UNAIR saat mengenalkan eco-enzym (Foto: Istimewa)

Perbandingannya, sayuran dan buah, gula merah, serta air adalah 3 : 1 : 10. Yeni menekankan wadah dibuka setiap satu bulan sekali untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi. Bukan hanya prosedur, Dosen UNAIR itu menjelaskan ciri-ciri eco-enzyme yang gagal hingga cara penggunaan eco-enzyme yang telah panen.

Di paparan materi, warga sangat antusias. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh warga kepada pemateri. 

Selanjutnya pemateri kedua adalah Nantasa Eka Andraini, Runner Up II duta lingkungan jawa timur 2021. Dalam kegiatan tersebut, Nantasa langsung memberikan contoh penggunaan eco-enzyme untuk mencuci piring. 

“Untuk menghasilkan Eco-enzyme beraroma segar, bisa pakai kulit buah jeruk, seperti jeruk lokal, jeruk nipis, lemon, jeruk bali, jeruk purut, dan lain-lain,” katanya.

Dalam hal itu, Nanta menceritakan untuk mendapatkan aroma eco-enzyme, bisa menambahkan 10 persen bahan aromatik pada larutan eco enzyme, lalu fermentasi kembali selama 1 bulan. 

Pada akhir pertemuan, Nantasa juga membagikan TIGA  botol eco-enzyme kepada warga yang dapat menjawab kuis yang diberikan. “Saya berharap adanya kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan hal yang positif untuk lingkungan,” tutupnya.

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor : Feri Fenoria