Universitas Airlangga Official Website

Tim KKN UNAIR Ajarkan Eksperimen Sains kepada Siswa di Banyuwangi

Tim KKN UNAIR Desa Lemahbang Kulon, Banyuwangi membagikan hadiah kepada siswa setelah melakukan eksperimen sains. (Foto: Istimewa)
Tim KKN UNAIR Desa Lemahbang Kulon, Banyuwangi membagikan hadiah kepada siswa setelah melakukan eksperimen sains. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Gelaran Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) 3 Universitas Airlangga (UNAIR) tengah berlangsung. Berbagai program inovatif dan kreatif mahasiswa usung untuk memberikan dampak positif terhadap masyarakat. 

Salah satunya adalah tim KKN BBK UNAIR di Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi. Mereka mengusung program bertajuk LECI: Lemahbang Kulon Meraih Cita. Program tersebut merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran di SDN 1 dan SDN 2 Lemahbang Kulon. 

Tak seperti pembelajaran pada umumnya, program LECI mereka rancang dengan memanfaatkan sejumlah inovasi pembelajaran. Mulai dari aksi lingkungan, kiat menabung, pendidikan pancasila, anti bullying, hingga eksperimen sains. 

“Program ini kami lakukan 10 kali pertemuan selama KKN BBK ini berlangsung. Program unggulan kami yaitu eksperimen sains karena memang antusiasme dan otentifikasi yang dimiliki,” terang Aimar Rachmat Athoriq selaku ketua tim.

“Program ini berawal atas keresahan kepala sekolah dan para guru terkait materi pembelajaran yang masih minim instrumen. Persiapannya juga cukup panjang karena kami harus melakukan trial and error beberapa kali sebelum disajikan untuk siswa,” sambungnya. 

Aimar, panggilan akrabnya, menjelaskan dalam program eksperimen sains tersebut, setiap anggota KKN memberikan pembelajaran langsung kepada siswa SD untuk melakukan eksperimen sains. Mulai dari eksperimen Lava Lamp, Elephant Toothpaste, sampai Roket Air. 

Menurutnya, eksperimen sains ini sangat penting karena dapat menumbuhkan semangat dan antusiasme para siswa untuk belajar sains dan teknologi. Dengan begitu, ke depannya mereka dapat menjadi intelek yang mampu memajukan bangsa, sekalipun dalam kondisi yang terbatas. 

“Program eksperimen sains ini juga rencananya akan menjadi legacy yang akan diteruskan oleh pihak sekolah dan guru-guru yang ada di sini,” ujar mahasiswa prodi Teknologi Radiologi dan Pencitraan itu. 

Potret siswa di SDN 1 dan SDN 2 Lemahbang Kulon, Banyuwangi saat melakukan eksperimen sains. (Foto: Istimewa)

Selain eksperimen sains, Aimar berkata bahwa timnya juga mengajarkan permainan tradisional kepada para siswa, seperti cublak-cublak suweng dan ular naga. Salah satu cabang ilmu pengetahuan atau science adalah ilmu sosial. Permainan tradisional termasuk ke dalam ilmu sosial karena mampu menunjukkan aspek sejarah dan sosial suatu masyarakat atau kebudayaan. Oleh sebab itu, permainan tradisional sangat penting untuk anak-anak pelajari. 

“Dari permainan tradisional ini, kita bisa belajar tentang analisis. Misalnya, cublak-cublak suweng yang melatih kita berpikir kritis bahwa batu tentu berpeluang besar dipegang oleh teman yang aktif dan siap mengorbankan dirinya. Sama halnya dengan ular naga, yang darinya kita tahu konsep gerbong dan kereta,” papar Aimar. 

Pada akhir, Aimar berharap bahwa program eksperimen sains tersebut dapat mengajarkan para siswa bahwa ilmu sains merupakan ilmu yang menarik dan asyik untuk dipelajari. Selain itu, ia juga berharap pembelajaran permainan tradisional dapat meningkatkan semangat dan kesadaran para siswa untuk selalu mencintai dan melestarikan kebudayaan lokal di Indonesia. 

“Yang paling penting, kami sangat berharap pihak SDN di sini dapat terus melanjutkan program-program pembelajaran inovatif dan kreatif seperti ini. Terlebih, para siswa di sini terlihat antusias saat melakukan eksperimen. Oleh sebab itu, program ini betul-betul harus maksimal,” tutupnya. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Khefti Al Mawalia