Universitas Airlangga Official Website

Tim KKN UNAIR Mendorong Ekonomi Berkelanjutan di Desa Pojok Kediri

UNAIR NEWS – Hingga saat ini Universitas Airlangga terus berkiprah nyata dalam menjalankan pengabdian masyarakat. Mahasiswa diterjunkan dalam program tim Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN BBK) 67  Universitas Airlangga (UNAIR) yang ditempatkan di pelosok daerah. Sebanyak sepuluh mahasiswa menggelar program kerja unggulan yakni pembuatan pupuk alternatif dan bank sampah, bertempat di Kabupaten Kediri Kecamatan Wates, Desa Pojok, Jawa Timur.

Astandi Dinoryan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR selaku ketua tim mengungkapkan, selain program kerja unggulan, kegiatan yang digagas mencangkup kesehatan, lingkungan, ekonomi, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Program kerja unggulan sendiri diadakan pada Sabtu (28/01/2023).

“Semoga bisa membantu para petani dalam membudayakan pembuatan pupuk karena pupuk kimia terbilang mahal dan langka. Sehingga pupuk juga dapat dijual di pasaran”, ungkap Astandi Dinoryan

Latar belakang dari kegiatan pembuatan pupuk organik yaitu masyarakat dengan mata pencaharian petani dan peternak masih belum optimal dalam pengelolaan kotoran hewan.

Dalam kegiatan tersebut, hadir sebagai pemateri yang concern dalam bidang pertanian, Derry. Derry memfasilitasi kegiatan dengan membagikan produk yang ia miliki, berupa dekomposer semacam zat pengurai. Gunanya, memakan organisme mati dari produk-produk limbah organisme lain. Produk tersebut dibagikan secara cuma-cuma kepada para petani sekaligus bahan promosi produk.

Dalam prakteknya, bahan yang digunakan untuk membuat pupuk adalah produk dekomposer, kotoran hewan ternak, dan gedebog pisang. Semua bahan itu dicampur, lalu direndam dengan air selama tiga sampai lima hari. Hasil air rendaman dapat memberikan manfaat menyuburkan tanaman dan mempercepat warna hijau pada sayur-sayuran.

Kemudian, diadakan program kerja unggulan yaitu bank sampah. Kegiatan diadakan di bangku sekolah dasar (SD). Anak-anak diimbau untuk memisahkan sampah organik dan anorganik di kantong plastik yang sudah disiapkan.

Hasil sampah yang sudah terkumpul langsung dijual di pengepul. Sampah yang awalnya terbuang dengan sia-sia bisa menjadi nilai ekonomi. Selain itu, program tersebut mendukung lingkungan yang stabil, bersih, dan nyaman.

Astandi menambahkan, kajian seputar ekonomi terbilang rendah. Maka diadakan juga sosialisasi financial planning dan branding marketing. Acara dilakukan secara door to door. Diharapkan, UMKM masyarakat dapat berkelanjutan dan tidak gampang lemah dan rugi. Lalu, diberi buku panduan bagaimana memanfaatkan media sosial untuk branding produk yang dimiliki agar bisa dikenal banyak khalayak. (*)

Penulis: Mutiara Rachmi Karenina

Editor: Binti Q. Masruroh