Universitas Airlangga Official Website

Tim PKM FTMM Kembangkan Strategi Antimikroba untuk Cegah Resistensi Obat

Aktivitas penelitian Banano Team dalam Laboratorium. (Foto: Istimewa)
Aktivitas penelitian Banano Team dalam Laboratorium. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Banano Team dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) 2024. Mereka adalah Yeremia Budi Cristian, Yusuf Akmal Agam, Muhammad Bimo Wihardana, Elisa Romasta Manurung, dan Viona Maria Djojo.

Bersama dosen pembimbing Dr Raden Joko Kuncoroningrat Susilo SSi MSi, lima mahasiswa program studi rekayasa nanoteknologi tersebut mengembangkan penelitian terkait strategi antimikroba. Uniknya, penelitian tersebut melibatkan limbah kulit pisang kepok sebagai sumber biologis.

Yeremia, ketua Banano Team mengungkapkan keprihatinannya atas ancaman kesehatan akibat infeksi bakteri patogen. Menurutnya, hal tersebut merupakan ancaman serius karena telah menyebabkan jutaan kematian setiap tahun. Berkaitan dengan hal tersebut, Centre for Tropical Medicine and Global Health mencatat telah terjadi 7,7 juta kasus kematian akibat infeksi bakteri pada tahun 2022.

“Kasus bakteri resisten antibiotik terus meningkat mengakibatkan kematian yang setara atau bahkan lebih tinggi dibandingkan penyakit HIV/AIDS dan malaria,” ujarnya.

Atas keprihatinan tersebut, Yeremia dan tim merencanakan penelitian dalam strategi antimikroba. Penelitian tersebut mengupayakan solusi potensial atas permasalahan infeksi bakteri dan resistensi obat.

Diskusi Banano Team bersama Dosen Pembimbing Dr Raden Joko Kuncoroningrat Susilo SSi MSi. (Foto: Istimewa)

Yeremia dan tim mengusulkan nanokomposit seng oksida-selenium (ZnO-Se) tereduksi sebagai bahan antimikroba. Nanokomposit tersebut merupakan gabungan ZnO dan SeNPs yang mampu meningkatkan efektivitas antibakteri dan memperluas jangkauan fotokatalitik. Selain itu, nanokomposit tersebut memiliki mekanisme aksi yang berbeda dari antibiotik konvensional dan tidak menimbulkan resistensi obat.

“Kami fokus mengembangkan metode ramah lingkungan untuk sintesis nanomaterial terutama pengembangan nanokomposit seng oksida-selenium (ZnO-Se). Produk ini memiliki aktivitas antibakteri yang kuat, dengan kemampuan untuk memerangi bakteri patogen seperti Escherichia coli dan Staphylococcus aureus,” terang Yeremia.

Secara lebih lanjut Yeremia menjelaskan bahwa penelitian tersebut menggunakan metode sintesis hijau yang ramah lingkungan. Ia dan tim  menggunakan ekstrak limbah kulit pisang kepok sebagai agen pereduksi alami untuk mensintesis nanopartikel selenium dan meningkatkan efektifitas material ZnO. Penggunaan ekstrak kulit pisang kepok menawarkan pendekatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan SDGs untuk kesehatan dan keberlanjutan lingkungan.

Penggunaan ekstrak kulit pisang kepok merupakan pendekatan inovatif yang berkelanjutan. Inovasi tersebut membuka wawasan baru bagi proses sintesis nanokomposit sembari mengoptimalkan pemanfaatan limbah organik. Hal tersebut berperan penting dalam pengembangan teknologi antimikroba yang ramah lingkungan dan terjangkau.

Penulis: Elsa Hertria Putri

Editor: Khefti Al Mawalia