Universitas Airlangga Official Website

Tim PKM-K UNAIR Usung HINERS sebagai Solusi Kesehatan untuk Mobilitas Terbatas

Tim HINERS yang lolos PKM-K pendanaan dari Universitas Airlangga (UNAIR). Mereka mengangkat topik solusi kesehatan untuk mobilitas terbatas. (Sumber: Narasumber)

UNAIR NEWS – Pada era digital, inovasi berbasis teknologi terus bermunculan di berbagai sektor untuk menjawab tantangan zaman. Termasuk dalam bidang kesehatan. Pasalnya, memperoleh layanan kesehatan yang mudah diakses menjadi sebuah kebutuhan yang esensial. 

Hal itulah yang mendorong tim PKM lolos pendanaan dari Universitas Airlangga (UNAIR) berinovasi menciptakan aplikasi layanan home care bernama HINERS (Homecare Integrated Nursing Efficacy Response Service). 

HINERS digagas oleh empat mahasiswa Fakultas Keperawatan (Fkp) serta satu Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) dengan dosen pendamping Rifky Octavia Pradipta S Kep Ns M Kep. Beranggota Aziz Firmansyah, Alanistya Ardhianti, Aulia Fikriatunnisa, Ahmad Roozan Sirojuddin, serta Dea Nabilah Putri. 

Aplikasi itu bertujuan untuk pemerataan akses pelayanan kesehatan di Indonesia dengan harga terjangkau. Dengan begitu, masyarakat dari berbagai kalangan dapat merasakan manfaat layanan homecare berkualitas.

Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, mencapai 19,5 juta orang pada tahun 2021. Hal tersebut memaksa mereka untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang mumpuni. 

Namun, luka akibat diabetes menyebabkan penderita diabetes memiliki keterbatasan gerak sehingga sulit untuk mengantre di layanan kesehatan. Menyadari permasalahan tersebut, HINERS hadir sebagai terobosan yang menawarkan layanan homecare dengan mudah dan fleksibel melalui aplikasi.

“Selama ini, layanan homecare kan masih bersifat manual. Dari mulut ke mulut. Tapi, HINERS berbeda karena sudah terintegrasi dengan teknologi,” ungkap  Aziz selaku ketua tim.

HINERS menyediakan berbagai layanan homecare. Mulai perawatan luka diabetes, luka bakar, stroke, perawatan traksi, hingga pemasangan gips. Selain layanan utama perawatan luka, aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur konsultasi kesehatan, layanan panggilan cari perawat, dan artikel edukasi terkait pencegahan infeksi pada luka. 

“Para pengguna tidak perlu khawatir karena semua perawat di HINERS telah lulus pendidikan S1 dan profesi, sehingga terjamin profesional dan kompeten,” imbuhnya.

Tim HINERS yang lolos PKM-K pendanaan dari Universitas Airlangga (UNAIR). Mereka mengangkat topik solusi kesehatan untuk mobilitas terbatas. (Sumber: Narasumber)

Kendati demikian, Aziz mengaku mengalami berbagai kendala selama proses penyusunan proposal HINERS. Terutama dalam hal pencocokkan jadwal.

“Kami semua dari semester 6, jadi susah sekali untuk bertemu offline secara lengkap. Ada yang persiapan proposal skripsi, tugas akhir, KKN. Apalagi saat KKN lokasi tim kami berjauhan,” ujar Aziz.

Aziz berharap, inovasi HINERS tidak hanya berhenti di momen PKM-K ini saja, melainkan menjadi batu loncatan bagi tim mereka untuk membangun usaha yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 

HINERS menjadi solusi bagi klien dengan gangguan mobilitas, sehingga lebih mudah mendapatkan akses layanan kesehatan. Dengan demikian, dapat mengurangi angka kematian akibat infeksi luka yang tidak terawat.

Penulis: Diana Febrian Dika

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

Angkat Isu Perkawinan, Tim PKM FH Lolos Pendanaan

Tim PKM FTMM Kembangkan Strategi Antimikroba untuk Cegah Resistensi Obat