Universitas Airlangga Official Website

Soroti Psikologis Anak Panti Asuhan, Tim PKM Ojo Dibandingke Lolos Pendanaan

Foto bersama tim Ojo Dibandingke bersama anak-anak Panti Asuhan Maslahatul Umma pada saat sosialisasi penelitian. (Foto: Narasumber)
Foto bersama tim Ojo Dibandingke bersama anak-anak Panti Asuhan Maslahatul Umma pada saat sosialisasi penelitian. (Foto: Narasumber)

UNAIR NEWS – Pada era media sosial yang penuh dengan pencitraan, membandingkan diri sendiri dengan orang lain bagaikan terjebak dalam ilusi semu, menumbuhkan rasa iri hati, serta menimbulkan krisis kepercayaan diri. Tak jarang, seseorang sekadar membandingkannya berdasar apa yang mereka lihat di permukaan, tanpa mengetahui makna di baliknya. Namun, di tengah gempuran tersebut, filosofi Jawa “ojo dibandingke” dan “urip mung sawang sinawang” hadir sebagai oase pencerahan.

Topik penelitian itulah yang sedang digali oleh tim PKM-RSH lolos pendanaan Universitas Airlangga (UNAIR). Tim yang beranggota lima mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) itu terdiri atas Aida Rahma, Briliani Putri Pijar, Silviana Lintang Arum, Keshia Larasati, Fidela Narasyah Ervan, dengan dosen pembimbing Endah Mastuti S Psi M Si. Penelitian mereka berjudul Ojo Dibandingke: Mengubah Sikap Sosio-Komparatif Menjadi Kebersyukuran Pada Anak Panti Asuhan Melalui Intervensi Berbasis Falsafah “Urip Mung Sawang Sinawang”.

Perbedaan psikologis antara anak panti asuhan dan anak yang tumbuh dalam keluarga harmonis memicu tim untuk melakukan penelitian tersebut. Pasalnya, anak-anak panti asuhan kerapkali merasa rendah diri dan terjebak dalam perbandingan sosial sehingga sulit merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Penelitian berbasis falsafah Jawa ‘ojo dibandingke’ itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis anak panti asuhan dengan mengubah pola pikir perbandingan sosial menjadi rasa syukur. Sedangkan ‘urip mung sawang sinawang’ menekankan pentingnya fokus pada diri sendiri dan bersyukur atas apa yang dimiliki.

“Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkuat afirmasi positif anak panti asuhan terhadap kehidupan, sehingga lebih menghargai diri sendiri dan menjalani hidup dengan lebih bahagia,” ujar Aida Rahma selaku ketua tim. 

Setelah memperoleh subjek yang sesuai kriteria penelitian, tim menggelar sosialisasi awal yang bertujuan memperkenalkan program penelitian selama beberapa pekan ke depan. “Lokasi penelitiannya di Panti Asuhan Maslahatul Ummah. Semua berjalan lancar sehingga anak-anak panti dapat lebih bersiap di pertemuan berikutnya,” papar Aida.

Pemberian materi pertama dan kedua meliputi serangkaian pre-test, pembelajaran modul sebagai landasan utama, dan post-test. Tim berhasil mengemas modul dengan menarik, sehingga proses pembelajaran berjalan interaktif dan menyenangkan. 

Tahap selanjutnya, para peserta akan diajak mengikuti workshop sebagai bagian dari kegiatan intervensi. Kemudian, melakukan analisa data. Terdiri dari menggabungkan, menganalisis, menafsirkan, hingga menyajikan data hasil penelitian.

Tim berharap hasil riset mereka dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas, baik secara keilmuan maupun praktis. Lebih dari itu, menjadi sarana untuk membantu anak-anak yatim piatu. Sebagai penutup, tim yang diketuai oleh Aida itu sedikit membagikan tips agar lolos pendanaan PKM. 

“Buat judul proposal yang unik, belum banyak diteliti, dan solutif. Bukan hanya menganalisis masalah, tapi juga menawarkan solusi. Reviewer juga akan menilai potensi manfaat dari penelitian kita, sehingga ciptakan produk atau riset yang bermanfaat serta berkelanjutan,” pungkasnya. 

Penulis: Diana Febrian Dika

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga:

Tim PKM-RSH UNAIR Tawarkan Kebijakan Penggunaan AI untuk Pendidikan