Universitas Airlangga Official Website

Tim PKM-RE FST Ciptakan Inovasi Plester Luka Berbasis Hydrogel dari Bahan Alam

Tim PKM RE FST yang usung riset soal plester luka berbahan dasar alam. (Foto: Istimewa)
Tim PKM RE FST yang usung riset soal plester luka berbahan dasar alam. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kabar baik kembali datang dari mahasiswa Universitas Airlangga. Kali ini dari tim PKM-Riset Eksakta (PKM-RE) Fakultas Sains & Teknologi (FST) berhasil mendapatkan pendanaan untuk riset mereka. Tim yang terdiri dari 4 orang tersebut mengusung riset dengan judul Aplikasi Nano Ekstrak Piper betle L. dan Caesalpinia sappan L. Berbasis Hydrogel Pad untuk Mempercepat Penyembuhan Luka.

Tim itu terdiri dari Ikhtafia Harnum Aditya sebagai ketua dan 3 anggota yaitu, Atina Sukma Isdriati, Sukma Berliana, dan Ria Febrianti Setiyaningrum. Keempatnya merupakan mahasiswa prodi Kimia. Di bawah bimbingan Kautsar Ul Haq SSi MSi, mereka mengusung inovasi plester luka berbasis hydrogel yang dapat mempercepat penyembuhan luka.

Inovasi ini berawal dari keresahan masyarakat soal penggunaan plester luka. Umumnya, plester luka biasanya perlu diganti secara berkala dan saat proses mengganti akan menimbulkan rasa sakit. “Kami ingin membuat plester luka yang bisa bertahan lama saat digunakan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat dilepas,” jelas mereka.

Maka dari itu, untuk mengatasi problematika tersebut, kelompoknya memanfaatkan bahan-bahan alam. “Kami ingin membuat plester luka yang mengandung aktivitas biologis seperti antioksidan, antibakteri, dan anti inflamasi untuk mengoptimalkan proses penyembuhan luka,” ungkapnya. Akhirnya tujuan tersebut diwujudkan lewat ekstrak bahan alam, yaitu kayu secang dan daun sirih.

Ekstrak kayu secang dan daun sirih itu dikemas dalam bentuk nano. Ekstrak kedua bahan tersebut dimasukkan dalam hydrogel hasil formulasi sehingga dapat membentuk hydrogel pad sebagai plester luka yang efektif. Fungsinya adalah untuk memaksimalkan penghantaran obat dalam tubuh yang terluka. 

“Kesulitan yang kami alami selama penyusunan proposal sebagian besar terkait tentang uji yang harus kami lakukan. Sebab, pada saat penyusunan proposal ini, sebagian besar anggota kami masih berada pada tahun pertama kuliah, sehingga ilmu yang kami dapatkan belum cukup banyak,” ungkapnya.

Namun, menurutnya, tantangan tersebut berhasil diatasi berkat dukungan yang diberikan dosen pembimbing dan kampus. Dukungan berupa bimbingan dan workshop yang diselenggarakan kampus membantu mereka menyelesaikan riset. Setelah ini, mereka berharap untuk dapat menyelesaikan riset dengan baik serta mempublikasikan jurnal ilmiah terkait riset ini. Lebih jauh, mereka juga turut berusaha agar produk riset ini dapat dikomersialkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. 

Penulis: Afifah Alfina

Editor: Khefti Al Mawalia