Universitas Airlangga Official Website

Tim PKM-RE Gagas Patch Nanoliposom dalam Upaya Penanganan Kanker Payudara

Ilustrasi patch (Foto: goodrx)
Ilustrasi patch (Foto: goodrx)

UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos pendanaan PKM-RE. Dalam ajang tersebut, inovasi yang mereka angkat bertajuk “Pengembangan Patch Transdermal Berbasis Epigallocatechin gallate dari Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis) dalam Nanoliposom Sebagai Breast Cancer Therapy”.

Penelitian ini beranggotakan Erika Rahmaningtyas, Fakultas Farmasi (FF); Nur Majid Putri, Fakultas Farmasi (FF); Devina Niswah Aulia, Fakultas Teknologi Maju Multidisiplin (FTMM); dan An Nadhofah Adlin, Fakultas Keperawatan (FKP). Tim PKM-RE yang diketuai Erika itu berada di bawah bimbingan Prof apt Rr Retno Widyowati S Si M Pharm Ph D.

Inovasi Patch Nanoliposom ini melihat tingkat kanker payudara di Indonesia yang masih tinggi, sementara pengobatannya masih sangat minim dan juga mahal. 

“Sebetulnya penelitian ini berangkat dari salah satu keluarga peneliti yang positif tumor, yaitu kanker payudara hingga meninggal. Di sisi lain, anggota penelitian ini semua perempuan, sehingga kita aware terhadap kanker payudara. Kemudian melihat tingkat kanker payudara di Indonesia masih sangat tinggi ya, sementara pengobatannya masih sangat minim dan sangat mahal,” ujarnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, tim PKM ini ingin membuat suatu inovasi pengobatan yang bisa menjadi salah satu alternatif bagi penderita kanker. Selain itu juga untuk menekan harga karena seperti yang kita tahu obat-obat kanker ini pasti mahal. Sehingga semua penderita kanker ini dapat menggunakan.

Dalam penelitian ini, alur yang dilewati oleh Erika dan kawan-kawannya adalah diskusi dan pendalaman literatur bersama dosen pembimbing. Kemudian melakukan pencarian bahan baku serta proses produksinya, dan mempersiapkan mencit sebagai media pengujian inovasi. 

“Kemudian, kami mencari bahan baku yang langsung dari lawaknya, Malang. Agar mendapatkan kualitas yang bagus sebab kita menggunakan bahan daun teh hijau. Tahap selanjutnya adalah ekstraksi, kemudian dibekapkan, dan dilanjutkan dengan pembuatan sediaan. Selain itu, kami mempersiapkan mencit karena pada penelitian ini menggunakan pengujian secara in vivo, jadi menggunakan hewan coba,” terangnya. 

Erika juga menjelaskan terkait tahap pada pembuatan sediaan serta metode pengujian yang akan ia kenakan. Pada pembuatan sediaan ini, kami dengan dua tahap optimasi dan formulasi. Hal ini agar mendapatkan formulasi yang paling sesuai untuk sediaan yang kami gunakan. 

“Dan untuk metode pengujiannya, kami menggunakan 2 metode, antara lain In silico yang di dalamnya ada docking. Juga in Vivo dengan hewan coba, yaitu Mencit yang dalam kondisi terserang kanker payudara,” sambungnya.

Wujud dari inovasi ini berupa patch nanoliposom yang mudah teraplikasi oleh para penderita dan bekerja secara efektif dengan harga yang lebih terjangkau. Mereka berinovasi untuk menyediakan secara transdermal dan topical, dengan menempelkan patch ini di bagian payudara. 

“Dan untuk obatnya kita buat dalam bentuk nanoliposom, supaya dapat memudahkan si bahan aktif ini agar dapat menyerap ke dalam tubuh. Sehingga langsung dapat ke sel target. Dengan ini, pengobatan kanker payudara dapat menjadi suatu alternatif yang mudah diaplikasikan, lebih murah, dan juga lebih cepat untuk sampai pada target reseptor,” pungkas Erika. 

Penulis: Annisa Nabila

Editor: Yulia Rohmawati