Universitas Airlangga Official Website

Tim PKM-RE UNAIR Usung Inovasi Spray Gel untuk Putuskan Rantai Penyakit Leptospirosis 

untuk Putuskan Rantai Penyakit Leptospirosis
untuk Putuskan Rantai Penyakit Leptospirosis

UNAIR NEWS – Tikus secara umum telah banyak diketahui sebagai pembawa bakteri leptospira di berbagai negara seperti Brazil, India, dan Filipina. Di Indonesia pun, beberapa jenis tikus ditemukan terdeteksi terinfeksi leptospira. Menanggapi permasalahan tersebut, tim PKM-RE mengusung inovasi spray gel dari bahan d-limonene untuk memutus rantai penyakit leptospirosis. 

Mahasiswa yang terlibat dalam riset tersebut adalah Akbar Dimas Herdiansyah, ⁠Neo Raka Yudistira, Nadya Ashila Afandik, ⁠Nazwa Meiliza, dan Kresna Ryan Ardhiansyah. Mereka merupakan mahasiswa Program Studi Kedokteran Hewan dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga

Akbar mengatakan, “Sebagian besar penanggulangan tikus masih menggunakan pestisida dan juga membersihkan lingkungan secara berkala. Padahal, penggunaan pestisida kimia secara terus menerus mengakibatkan ekosistem di sekitar lingkungan menjadi rusak.”

Menurut Akbar, cara tersebut masih belum optimal untuk pengendalian tikus dan belum memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare). Tim mereka menilai bahwa salah satu alternatif yang lebih baik adalah dengan mengurangi tingkat reproduksi tikus.

D-Limonene merupakan senyawa essential oil yang terdapat pada keluarga jeruk-jerukan yang mempunyai aktivitas kuat dalam proses spermicide (membunuh sperma). Senyawa ini dapat masuk kedalam cairan aksesoris pada sistem reproduksi jantan. 

Selain itu, d-Limonene adalah monoterpen terbatas pada keluarga Rutaceae. Senyawa ini menunjukkan beberapa sifat biologis seperti antioksidan, antiinflamasi, antikanker, antinosiseptif dan sifat gastroprotektif. 

Tim Spray Gel D-Limonene untuk Putuskan Rantai Penyakit Leptospirosis melakukan penelitian di Laboratorium Kampus Giri (20/6/2024) (Foto: Akbar Dimas Herdiansyah)

Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi minimal d-limonene yang dapat merusak sel spermatogenesis tikus dan mengetahui efektifitas spray gel dari d-limonene sebagai alternatif pemutusan rantai penyakit leptospirosis berdasarkan uji kualitas spermatozoa dari tikus Rattus norvegicus.

Dalam menjalankan penelitiannya, tim menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah mengatur waktu antara riset dan kewajiban akademis mereka, termasuk kuliah dan ujian akhir semester. Selain itu, keterbatasan waktu dalam timeline Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang cukup singkat juga menjadi tantangan tersendiri. 

Melalui inovasi mereka, tim berharap rantai penyakit leptospirosis dapat diputus, sehingga kesehatan manusia dan hewan terjaga dengan lebih baik. Tim juga berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi langkah awal untuk pengembangan metode pengendalian hama yang lebih aman dan efektif di masa depan.

Penulis: Bintang Muslimah

Editor: Feri Fenoria

Baca Juga: