Universitas Airlangga Official Website

Tim PKM UNAIR Gali Ideologi Gender dalam Komunitas Discord

Caption: Tim FIB UNAIR lolos pendanaan PKM-RSH, Adif (kiri), Bilqis (tengah), Zaura (kanan). (sumber: dok pribadi)

UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos pendanaan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) Kemendikbud Ristek. Tim ini menggali tentang pemahaman ideologi gender yang ada dalam komunikasi online di salah satu platform Discord. Mereka menggunakan studi kasus perselingkuhan antara pilot dan pramugari yang sempat ramai di media.

Tim bernama Gencordia ini beranggotakan Mohammad Adif Albarado, Bilqis Tirtakayana, dan Zaura Jiavana Puspita Sumarno. Mereka mendapat bimbingan dari Dr Abimardha Kurniawan SHUM MA. Tim Gencordia akan menggali studi kasus melalui kacamata Analisis Wacana Kritis Ideologi Gender. 

“Riset ini akan menggali akar penyebab dan akibat dari fenomena perselingkuhan di discord. Hasilnya akan merepresentasikan kompleksitas relasi gender dan ranah digital,” ungkap Adif selaku ketua.

Penelitian tim Gencordia berangkat melalui poin ke-5 Suistainable Development Goals (SDGs). Poin tersebut berkaitan dengan kesetaraan gender dalam konteks digital. Khususnya melalui platform komunikasi online seperti Discord. Adif selaku ketua tim menyadari akan pentingnya pemahaman yang lebih dalam mengenai ideologi gender dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kesetaraan gender. 

Adif juga menjelaskan bahwa penelitian ini berawal dari diskusi internal tim saat mencari topik yang relevan dan sedang ramai di masyarakat. Akhirnya, Adif dan tim tertarik untuk mendalami bagaimana ideologi gender tercermin dalam interaksi online. Terutama dalam kasus perselingkuhan yang terjadi di platform komunikasi.

“Kami mencoba mencari sesuatu hal yang sedang jadi pembicaraan hangat. Kemudian kami menemukan kasus perselingkuhan tersebut. Kasus perselingkuhan yang melibatkan pilot dan pramugari,” jelas Adif. 

Topik perselingkuhan menjadi hal yang menarik dan relevan, jika kita lihat bagaimana pemberitaan tentang perselingkuhan yang selalu ramai di media. Namun, penyikapan terhadap isu perselingkuhan kerap memberatkan sebelah pihak. Oleh karena itu, Adif berharap melalui penelitiannya dapat memberikan solusi dan cara menyikapi isu perselingkuhan yang ramai. 

“Kami berharap penelitian ini dapat memberikan dampak positif, terutama dalam menyikapi isu-isu perselingkuhan yang kerap terjadi di masyarakat,” ujarnya. 

Lolos pendanaan PKM bukanlah hal yang mudah bagi setiap tim yang berkontestasi. Dalam proses penelitian, setiap anggota tim perlu memahami dengan baik terkait isu yang mereka angkat dan teori yang mereka gunakan. Adif sendiri mengaku bahwa pemahamannya dengan tim masih cukup minim sebab ketiganya masih berada di tahun pertama masa perkuliahan.

“Kesulitan yang kami alami tentu dari kedalaman teori yang kami kuasai karena kami masih semester dua yang mana belum memiliki bekal ilmu mendalam terkait dengan penelitian yang kami angkat. Namun, kami berusaha dengan secara mandiri mendalami teori tersebut dengan dibantu oleh dosen pembimbing kami,” lanjut Adif. 

Ia bersama timnya pun merasa sangat bersyukur karena pihak kampus yang telah memberikan ruang untuk mahasiswanya berproses. Bantuan dana hingga pelatihan menjadi hal yang sangat membangun bagi timnya yang masih menjadi mahasiswa baru. 

“UNAIR mewadahi kami secara optimal sebagai pejuang PKM, kampus memberikan informasi mengenai PKM secara gamblang, mengadakan pelatihan maupun seminar yang membantu kami selama berjalannya penelitian, dan juga memberi kami pinjaman dana ketika dana dari belmawa belum turun,” ujarnya di akhir.

Penulis: Syifa Rahmadina

Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra 

Baca Juga: Mahasiswa UNAIR Gagas Inovasi Ekstrak Pegagan dengan Nanopartikel Perak