Universitas Airlangga Official Website

Tim UNAIR Sabet Juara 1 dalam Pekan Sejarah Lingkungan 2023

DARI KANAN: Yulia Rohmawati, Muhammad Fachrizal Hamdani, dan Reni Putri Nurhidayati dalam Pekan Sejarah Lingkungan 2023 pada Sabtu (24/6/2023). (Foto: Yulia Rohmawati)
DARI KANAN: Yulia Rohmawati, Muhammad Fachrizal Hamdani, dan Reni Putri Nurhidayati dalam Pekan Sejarah Lingkungan 2023 pada Sabtu (24/6/2023). (Foto: Yulia Rohmawati)

UNAIR NEWS – Yulia Rohmawati, Muhammad Fachrizal Hamdani, dan Reni Putri Nurhidayati menjadi perwakilan Universitas Airlangga (UNAIR) dalam ajang Pekan Sejarah Lingkungan 2023. Tim tersebut berhasil meraih trofi sebagai juara pertama setelah melangsungkan babak final pada Sabtu (24/6/2023) di Universitas Negeri Jember.

Pekan Sejarah Lingkungan 2023 merupakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) yang dikhususkan dalam penelitian sejarah. Yulia bersama timnya mengangkat penelitian bertajuk Memadamkan Asap, Menjaga Hutan: Kesepakatan ASEAN dalam Menangani Kebakaran Hutan Dan Lahan Indonesia, 1997-2015.

“Kami meneliti bagaimana terjadinya kasus kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dan penanganannya melalui perspektif diplomasi,” ungkap Yulia dalam sesi wawancara pada Selasa (27/6/2023).

Meneliti Respon Negara ASEAN dalam Penanganan Kebakaran

Ketiganya menyadari bahwa kebakaran hutan dan lahan di Indonesia paling parah terjadi pada tahun 1997 dan 2015. Dengan asap yang terus meluas, negara-negara ASEAN akhirnya sepakat untuk membantu penanganan masalah kebakaran hutan dan lahan tersebut.

“Kami melihat bagaimana negara-negara ASEAN tetangga Indonesia merespons kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dengan menyepakati kesepakatan-kesepakatan untuk membantu menyelesaikan karhutla tersebut,” jelasnya.

Yulia mengungkapkan bahwa ajang tersebut menjadi momen yang sangat berharga bagi mereka. Ia dan tim sudah pernah menjuarai kompetisi karya tulis ilmiah, akan tetapi ajang ini menjadi yang pertama untuk karya tulis ilmiah khusus sejarah.

Tips Mengikuti Ajang LKTIN

Dari pengalaman tersebut, ia mengaku bahwa persiapan yang matang sangat perlu dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah. Mulai dari persiapan ide hingga eksekusi di final, perlu latihan hingga melakukan simulasi, khususnya untuk presentasi dan tanya jawab.

“Mempersiapkan semuanya dengan matang. Mulai dari penelitian yang diajukan, tentunya sudah harus matang dan siap sehingga lolos ke tahap presentasi. Selain itu, sering-seringlah melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing karena ini akan sangat membantu,” lanjutnya. 

Di akhir sesi wawancara, Yulia berharap momen ini menjadi salah satu representasi bagi Fakultas Ilmu Budaya, khususnya Program Studi Ilmu Sejarah. Dengan demikian, banyak mahasiswa yang menuangkan idenya dalam karya ilmiah dan fakta sejarah semakin terbuka.

“Dengan menjadi representatif FIB dan ilmu sejarah khususnya,  maka kami berharap akan dapat memotivasi rekan-rekan yang lain agar dapat turut serta untuk berkompetisi di lingkup nasional dan belajar bagaimana membangun gagasan dalam tulisan ilmiah,” pungkasnya. (*)

Penulis : Muhammad Badrul Anwa

Editor : Nuri Hermawan