UNAIR NEWS – Di tengah pesatnya perkembangan dunia keuangan, Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Universitas Airlangga (UNAIR) membuka pintu bagi para mahasiswa untuk memahami secara mendalam tentang pasar modal. KSPM dalam menghadirkan kelas pasar modal membuka peluang baru bagi para mahasiswa untuk dapat mengasah pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola investasi dan meraih kesuksesan di dunia keuangan.
Sekolah Pasar Modal yang diadakan oleh Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) UNAIR ini diadakan pada hari Sabtu (9/12/2023) dan bertempat di Auditorium Candradimuka Gedung Kuliah Bersama (GKB) Kampus Merr C – Universitas Airlangga.
Dengan dihadiri oleh para pembicara sekaligus praktisi di bidang pasar modal, Fauzan selaku ketua KSPM berharap dengan diadakanya acara ini, anak muda tidak lagi diambang keraguan untuk memulai investasi dan dapat memanfaatkan kesempatan yang mudah dan fasilitas yang memadai untuk dapat berinvestasi. “Saya harap dari acara hari ini kita dapat memupuk rasa dalam diri kita agar jangan ragu untuk memulai investasi” ungkapnya dalam sambutan pembuka acara KSPM siang hari itu.
Kenali Ciri-Ciri Investasi Bodong
Tren investasi yang mengalami peningkatan sekitar 38% pada satu tahun kebelakang, ternyata tidak dibarengi dengan literasi keuangan yang cukup memadai. Hal tersebut dapat menjebak para investor pada arus FOMO (Fear Of Missing Out) atau hanya sekedar ikut-ikutan saja dalam berinvestasi. Pasalnya, memiliki kemampuan dalam menganalisa pasar sangat diperlukan dalam berinvestasi. Fenomena FOMO dan pemahaman yang kurang tentu saja dapat menimbulkan kerugian bagi para investor.
David Sutyanto selaku pemateri pertama mengungkapkan bahwa banyak sekali kasus orang-orang yang terjerat pada investasi bodong. Bahkan banyak juga yang masih berstatus sebagai mahasiswa. Hal ini menjadi sangat penting untuk kita dapat mengenali ciri-ciri dari investasi bodong.
David katakan bahwa kebanyakan investasi bodong, mereka menawarkan return yang tinggi kepada para investor. Padahal return yang tinggi mengartikan risiko yang tinggi pula. “Teman-teman boleh saja mengambil investasi yang instrumen returnnya tinggi, namun harus ekstra hati-hati dengan instrumen tersebut. Jangan sampai kita tergiur akan hal tersebut” jelasnya.
Selain itu, investasi bodong biasanya juga memiliki penawaran yang menggiurkan padahal hal tersebut tidak mungkin dengan mudah didapatkan. Sebagai bentuk kehati-hatian, melihat legalitas instrumen tersebut merupakan hal yang sangat penting. Apakah instrumen tersebut terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau tidak.
Strategi Meminimalisasi dan Menyesuaikan Risiko
Mochammad Alifudin selaku pemateri kedua turut menyampaikan mengenai strategi meminimalisasi dan menyesuaikan risiko dalam berinvestasi. Alif mengatakan bahwa setiap orang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kapasitas yang berbeda-beda, maka hal itu menjadi kunci penting agar setiap orang dapat berinvestasi pada suatu hal yang diketahui dan jangan sampai berinvestasi pada hal-hal yang tidak ketahui.
Mengenali diri sendiri dalam mengambil risiko dalam berinvestasi juga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan saat memulai berinvestasi. “perlu mengenali diri sendiri terlebih dahulu, kita ini masuknya ke profil risiko apa, konservatif kah, moderat kah atau high risk”
Alif juga menyampaikan bahwa setiap pengambilan keputusan dalam berinvestasi pasti memiliki risikonya masing-masing. “kita berhak untuk menentukan alternatif dimana kita akan berinvestasi tapi kita tetap harus paham bahwa setiap keputusan pasti ada konsekuensinya” sambungnya.
Penulis: Maryam Fauziah
Editor: Feri Fenoria