Universitas Airlangga Official Website

Tips Cegah Penyakit SARA Pada Sapi

Tabita Dameria Marbum dvm MAg PhD dalam acara webinar Kuliah Tamu Divisi Peternakan FKH UNAIR, saat menyampaikan paparan. (Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Sapi merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap penyakit, salah satunya SARA. Hal itu disampaikan oleh pakar nutrisi hewan Kyungpook National University, Tabita Dameria Marbum dvm MAg PhD dalam acara webinar Kuliah Tamu Divisi Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR. Webinar itu bertajuk “SARA : A Nutritional Approach” pada Sabtu (29/10/2022). Ia mengatakan bahwa SARA merupakan penyakit yang cukup berbahaya di hewan ruminansia, khususnya sapi, biasanya ini ditandai dengan menurunnya pH (parameter Hidrogen) secara berselang untuk jangka waktu yang cukup lama.

Subacute Rumen Acidosis atau yang biasa dikenal dengan penyakit SARA merupakan penyakit yang cukup berbahaya di hewan ruminansia, khususnya sapi, biasanya ini ditandai dengan menurunnya pH (parameter Hidrogen) secara berselang untuk jangka waktu yang cukup lama.

Dokter Tabita juga menjelaskan bahwa SARA juga bisa disebabkan oleh terlalu banyak mengkonsumsi pakan karbohidrat yang bukan serat. Jika ini berkelanjutan, maka sapi dalam jangka waktu dekat akan mengalami metabolik disease, SARA dst.

Pemberian Konsentrat yang Berlebih Cukup Berbahaya

Pada sapi ternak, perlu kiranya untuk memberikan pakan hijauan yang baik dan seimbang lebih banyak dari pada konsentrat karena ini dapat melancarkan pencernaan dan membuat fermentasi di lambung sapi dapat lancar. Namun, Apabila konsentrat lebih banyak diberikan ke sapi ternak, maka ini dapat menyebabkan fermentasi di rumen sapi lebih cepat sehingga terjadi penurunan pH (dalam keadaan asam). Hal inilah yang mendorong sapi mengalami penyakit metabolisme / SARA.

“Rata-rata peternak di Indonesia cenderung mempunyai pemahaman bahwa memberikan pakan ternaknya berupa konsentrat dapat meningkatkan produksi sapi semakin cepat. Namun, ini tidak sebegitunya benar, pemberian konsentrat yang berlebih ke sapi bisa menyebabkan fermentasi di rumen semakin cepat, sehingga terjadi penurunan pH di lambung sapi,” jelas Dokter Tabita.

“Dan apabila pH pada lambung menurun, maka yang akan terjadi yakni sapi akan mengalami gangguan metabolisme, seperti kolik, SARA dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Pengaturan Pakan Ternak dapat Mencegah SARA

Dokter Tabita juga menjelaskan bahwa pemanajemenan pakan yang baik dan terkontrol dapat meningkatkan performa sapi lebih baik dan optimal, mulai dari body condition score, tingkat keasaman lambung dan lain sebagainya. Dalam pencegahannya, penyakit SARA bisa dihindari/dicegah dengan beberapa metode, salah satunya dengan melakukan pemilihan bahan pakan yang sesuai untuk kondisi rumen. Ini bertujuan untuk meningkatkan serat efektif fisik dan mengurangi jumlah pati yang mudah difermentasi. Contohnya yaitu:

  1. Penambahan bahan mineral seperti NaHCO3 sebagai penyangga pH di rumen lambung.
  2. Penambahan MgO sebagai Alkalizer.
  3. Kemudian Fumaric acid sebagai asam organik.
  4. Acarbose sebagai penghambat enzim, dan 
  5. Ada ragi dan rumen laktat yang memanfaatkan bakteri, ini sebagai probiotik untuk melancarkan pencernaan pada lambung sapi.

Selain itu, Tingkat pH yang berada di lambung sangat penting diperhatikan, seperti jika pada rumen flora tidak seimbang maka akan mengakibatkan permasalahan pada sistem pencernaan. Jika VFA (asam lemak terbang) yang berubah secara drastis maka akan mengakibatkan permasalahan pada sistem produksi. Namun, jika terdapat kenaikan dari konsentrasi LPS maka akan terjadi inflamasi, yang mana jika terjadi inflamasi itu menandakan terdapat gangguan klinis pada sapi itu sendiri. 

Penulis : Muhammad Fikri Syamsuri

Editor: Khefti Al Mawalia