Universitas Airlangga Official Website

Tips Menjaga Kebugaran Tubuh Selama Berpuasa

Ilisutrasi wanita melakukan olahraga (Foto: Pexels/RonLach)
Ilisutrasi wanita melakukan olahraga (Foto: Pexels/RonLach)

UNAIR NEWS – Puasa menjadi salah satu rukun Islam yang wajib umat Muslim jalankan di bulan Ramadan. Dr Purwo Sri Rejeki dr MKes, dosen Departemen Ilmu Faal dan Biokimia Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) memberikan tips menjaga kebugaran tubuh selama bulan puasa.

“Bugar itu bukan hanya soal tampilan fisik,” ungkap dr Sri. Menurutnya, bugar adalah ketika seseorang mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan ketahanan tubuh yang baik. Selain itu, tubuh masih memiliki energi yang cukup bahkan setelah melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

Walaupun di bulan puasa waktu makan dan minum terbatas, seseorang harus tetap memenuhi nutrisi agar mencapai kebugaran. Bagi setiap orang, porsi makan menjadi berbeda tergantung kebutuhan masing-masing. Namun, dr Sri menuturkan satu hal yang perlu diterapkan, terutama ketika menjalankan puasa.

“Pada seseorang yang habis puasa, lalu pada saat berbuka puasa terus makan yang terlalu banyak itu juga tidak terlalu bagus. Karena itu akan membuat insulin yang melonjak tinggi. Jadi, kadar glukosanya setelah itu akan turun lagi. Nah, itu tidak boleh. Jadi, makan itu harus bertahan,” tuturnya.

Dr Purwo Sri Rejeki dr MKes, dosen Departemen Ilmu Faal dan Biokimia Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) membagikan tips menjaga kebugaran tubuh (Foto: Mooc UNAIR)
Dr Purwo Sri Rejeki dr MKes, dosen Departemen Ilmu Faal dan Biokimia Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) membagikan tips menjaga kebugaran tubuh (Foto: Mooc UNAIR)

Begitu juga dalam menjaga asupan cairan. Guna memenuhi kebutuhan cairan, dr Sri tidak menyarankan untuk minum sekaligus dalam jumlah yang banyak. Sebab, hal ini justru menyebabkan penyerapan cairan yang tidak optimal. Ia menganjurkan agar pola minum juga dilakukan secara bertahap agar tetap terhidrasi.

Terkait pola tidur selama bulan puasa, dr Sri menekankan pada kualitas tidur, tidak hanya kuantitas tidur. Aktivitas puasa yang mengharuskan sahur dan ibadah di malam hari mungkin membuat waktu tidur berkurang. Namun, ini bukan masalah selama kualitas deep sleep tetap dalam kondisi baik.

“Silakan olahraganya dilanjutkan. Tetapi olahraga pada saat bulan puasa itu bukan untuk mencapai achievement. Misal angkat beban, hari ini harus 10 kg, besok bertambah, dan seterusnya. Bukan seperti itu. Tapi lebih kepada menjaga kebugaran saja,” papar dr Sri.

Menurutnya, salah satu waktu olahraga yang tepat saat bulan puasa adalah menjelang berbuka. Hal ini sebagai antisipasi jika misalnya kadar glukosa tiba-tiba menurun. Maka jika dikerjakan mendekati waktu berbuka, seseorang dapat langsung memenuhi kadar glukosanya kembali.

Penulis: Afifah Alfina

Editor: Yulia Rohmawati