UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Vokasi UNAIR menggelar seminar Berdikari dengan tema Bersama Vokasi Siapkan SDM Siap Kerja Di Era Society 5.0 pada Sabtu (17/6/2023). Acara itu merupakan serangkaian kegiatan untuk memperingati dies natalis Fakultas Vokasi ke sembilan. Dalam acara tersebut hadir Andrianto Wahyudiono selaku Redaktur Ekonomi Bisnis Koran Jawa Pos.
Pada kesempatan tersebut Andri memaparkan materi jurnalistik berkaitan dengan cara penyusunan opini. Menurut Andri menulis opini itu berbeda dengan penulisan reportase berdasarkan fakta kejadian di lapangan. Opini adalah gagasan atau ide yang ditulis secara ilmiah dalam bahasa populer dan dimasukkan ke ruang publik dan bertujuan untuk mempengaruhi publik.
“Kalau di koran atau di media online ada dua tulisan, yaitu tulisan reportase dan opini. Opini itu berupa pandangan seseorang tentang suatu masalah yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan dalil-dalil ilmiah serta tersaji dalam bahasa populer,” jelasnya.
Andri menjelaskan bahwa dalam menulis opini itu harus menggabungkan pengetahuan, ide, argumentasi, dan teknik kepenulisan. Menurut Andi penulis opini itu lebih intens untuk menulis sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. “Masyarakat akan lebih respect jika penulisan opini sesuai dengan bidang penulis,” jelasnya.
Teknik Menulis Opini
Selain itu, Andri menjelaskan bahwa dalam menulis opini hal yang paling penting adalah menentukan ide. Menurut Andri, ide merupakan barang termahal seorang penulis. “Sebagai penulis terlatih itu tidak pernah kehabisan ide untuk menulis opini. Karena ide bisa muncul kapan saja, maka seorang penulis biasanya langsung menulis ide-ide yang muncul,” jelasnya.
Andri menjelaskan bahwa setiap gagasan, ide, atau pendapat harus jelas dan logis argumentasinya. Argumentasi penting karena pembaca akan mengetahui kadar keilmuan seseorang penulis opini. Tulisan yang semakin kuat dan logis maka akan semakin kuat gagasannya.
Menurut Andri penulisan opini di media harus memakai bahasa yang komunikatif, tidak bertele-tele, dan ringkas. Pembaca lebih menyukai membaca tulisan yang tidak panjang, dan mudah dibaca.
“Bahasa di media sebaiknya jangan bertele tele, karena orang yang membacanya akan bosan. Saat menulis di media kita tidak mungkin menulis seperti di skripsi dengan menggunakan teori yang bertele-tele,” ungkap Redaktur Ekonomi Bisnis Koran Jawa Pos.
Selanjutnya, Andri menjelaskan bahwa dalam menulis opini terdapat beberapa hal yang harus penulis patuhi. Yaitu, tidak plagiat, tidak perlu menggunakan ghostwriter, jangan mengirim tulisan yang sama ke media lain, dan konsekuensi hukum akan penulis tanggung.
Penulis : Nopitasari
Editor : Khefti Al Mawalia