UNAIR NEWS – Hari raya adalah hari yang ditunggu oleh banyak orang khususnya bagi mahasiswa perantau. Namun, momen-momen lebaran seperti bertemu dengan keluarga seringkali terlewatkan, terlebih bagi mereka yang harus berpisah jauh dari keluarga. Seperti halnya Amanina Rasyid Wiyani. Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) ini tercatat sudah lima kali menjalani lebaran di perantauan sejak SMA.
Bagi Rasyid, sapaan akrabnya, lebaran di perantauan adalah hal yang biasa ia rasakan. Rasa rindu kampung halaman sudah pasti ada, tetapi ia berusaha mengobatinya dengan mengikuti berbagai kegiatan. Apa saja kegiatan yang ia lakukan?
Adakan Acara

Bagi mahasiswa rantau, tidak jarang mereka berinisiatif untuk menggelar kegiatan bersama. Biasanya, mereka mengisi kegiatan tersebut dengan sekadar memasak bersama untuk menghilangkan rasa rindu masakan rumah. “Kadang juga ada acara masak bersama bagi mereka yang tidak pulang kampung,” katanya.
Dengan menghabiskan waktu bersama, imbuhnya, para mahasiswa rantau ini akan merasakan kebersamaan. Tentunya juga sekaligus menghilangkan rasa kesepian selama lebaran di tanah rantau. “Dengan begitu, kami para anak rantau bisa saling mengisi kebersamaan,” ujar Rasyid.
Kunjungi Teman dan Dosen
Kegiatan lain yang bisa dilakukan saat lebaran adalah berkunjung ke rumah teman dan dosen. Bahkan, bagi Rasyid, kegiatan ini adalah kegiatan wajib. “Guru menjadi opsi wajib pertama yang dikunjungi ketika menjelang lebaran,” ungkap Rasyid.
Dengan berkunjung ke rumah teman, ia bisa mengikuti momen saling memaafkan. Terkadang ia juga ikut menginap di rumah teman sehingga bisa turut merasakan tradisi keluarga sang teman saat lebaran. Sementara itu, dengan berkunjung ke rumah dosen, ia akan menerima petuah yang akan memotivasinya
Jadi Panitia Halalbihalal
Menjadi panitia halalbihalal bisa menjadi opsi kegiataan saat lebaran. Hal inilah yang Rasyid lakukan selama menjalani lebaran di perantauan. Dengan menjadi panitia, ia akan menghabiskan waktunya dengan ikut melancarkan acara saling memaafkan itu bersama teman seperantauan. “Pengalaman lainnya ya waktu harus ngurus acara halal bihalal dua hari dua malam dan nyaris enggak tidur demi lancarnya acara,” ucapnya.
Pada akhir, Rasyid menuturkan bahwa menjalani lebaran di kota orang bukanlah perkara mudah. Apalagi jika momentum ini baru pertama kali dialami. Akan tetapi, akan selalu ada cara untuk melaluinya, termasuk berkumpul dan bersuka cita bersama teman yang bernasib sama.
Penulis : Ahmad Hanif Musthafa
Editor : Yulia Rohmawati