Universitas Airlangga Official Website

TOT SROI, Ulas Input dan Outcome dalam Pengukuran Dampak Sosial

Kegiatan SDGs Center Training of Trainers Social Return of Investment (foto: PKIP UNAIR)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Sustainable Development Goals (SDGs) Center Universitas Airlangga (UNAIR)  terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Dalam rangka membekali pemangku kepentingan tentang metode pengukuran berbasis hasil, SDGs Center menyelenggarakan Training of Trainers Social Return of Investment (TOT SROI) bertajuk Mapping Outcomes and identifying well-defined outcome. 

Kegiatan TOT SROI ini berlangsung di Ruang Amerta, Kantor Manajemen lantai 4, Kampus MERR-C UNAIR pada Kamis (12/09/2024). Pelatihan ini menghadirkan Prof Chien-wen Shen dari Department of Business and Administration National Central University sebagai pemateri. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya pengelolaan input dan output secara efisien. 

“Pengelolaan ini penting agar kegiatan sosial nantinya dapat memberikan dampak yang nyata. Selain itu, kita perlu memahami bahwa dalam SROI, sumber daya keuangan dan non-keuangan harus dimonetisasi dengan tepat, termasuk menghitung nilai dari waktu yang dihabiskan oleh relawan,” ungkap Prof Chien. 

Pemahaman Input dan Outcome

Prof Chen menyebut, input dalam konteks SROI mencakup sumber daya, baik keuangan maupun non-keuangan, untuk mewujudkan kegiatan. Ia menambahkan bahwa perhitungan yang tepat terhadap input, dapat mencegah terjadinya perhitungan ganda serta memastikan efisiensi input dalam setiap kegiatan. 

“Organisasi sering kali tidak menggunakan seluruh dana yang dialokasikan untuk suatu kegiatan. Untuk itu, pengelolaan surplus yang baik dan bijak dapat memberikan nilai sosial tambahan,” ujarnya. 

Lebih lanjut, Prof Chien menambahkan bahwa output, yaitu ringkasan kuantitatif dari kegiatan, tidak cukup untuk mengukur keberhasilan suatu program. Ia mengatakan bahwa yang lebih penting adalah outcome atau perubahan yang peserta alami sebagai hasil dari kegiatan tersebut. 

“Mengukur output tanpa mengetahui perubahan yang peserta alami tidak akan memberikan gambaran yang lengkap. Pemahaman mudahnya terkait konsep ini, apabila pelatihan bertujuan membantu orang mendapatkan pekerjaan, maka penyelesaian pelatihan adalah output, sementara mendapatkan pekerjaan adalah outcome,” jelasnya. 

Perubahan Nyata untuk Tingkatkan Kesejahteraan 

Prof Chen menjelaskan bahwa outcome dalam SROI mencakup berbagai aspek kesejahteraan. Menurutnya aspek tersebut, katanya, dapat muncul secara sengaja maupun tidak sengaja, serta menimbulkan perubahan yang bersifat positif maupun negatif. 

“Melalui pelatihan ini, harapannya para pemangku kepentingan dapat dibekali dengan alat yang tepat untuk mengukur dampak sosial dari kegiatan yang mereka lakukan, sehingga upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan pengurangan ketidaksetaraan dapat tercapai secara lebih efektif,” pungkasnya. 

Penulis: Hana Mufidatuz Zuhrah

Editor: Edwin Fatahuddin