UNAIR NEWS – Mahasiswa program studi Ekonomi Islam (Ekis) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) berinovasi membuat produk makanan ringan dengan bahan organik. Produk makanan tersebut terbuat dari olahan jantung pisang yang diberi nama Cripis.
Cripis yang dibuat oleh tujuh mahasiswa Ekis itu adalah hasil dari pembelajaran mata kuliah kewirausahaan. Tujuh mahasiswa tersebut adalah Mudina, Ayu Dwi Rukmana, Farda Dzakiyah, Nanda Sisan Bravionita, Andi Muhammad Hasan Estentiono, Nur Lailatul Fitriyah, dan Andita Oktaviana Fatmawati.
Pemilihan jantung pisang sebagai bahan dasar tidak terlepas dari keresahan para anggota yang membutuhkan camilan sehat. Jantung pisang yang masih jarang diolah sebagai camilan juga menjadi motivasi lebih menjual produk ini.
Mudina selaku Chief Executive Officer (CEO) Cripis, mengungkapkan bahwa produk yang dijual memiliki beberapa manfaat. Seperti kadar serat tinggi yang mampu membantu seseorang dalam melancarkan pencernaan. Selain itu, kandungan saponin dalam jantung pisang juga bermanfaat menurunkan kolestrol dan mencegah kanker.
“Manfaat olahan jantung pisang ini sebenarnya ada banyak. Kandungan yang banyak tersebut mampu menjaga kesehatan para pembeli yang mungkin masih belum tahu,” ucap Mudina.
Mudina juga menambahkan, untuk ketersediaan jantung pisang masih membeli di wilayah Lamongan. Ketersediaan bahan utama tersebut harus diambil dua sampai tiga kali setiap bulannya.
Produk olahan jantung pisang Cripis dibagi menjadi dua produk. Produk pertama adalah keripik jantung pisang dan yang kedua adalah abon jantung pisang.
Untuk menarik minat pembeli, produk Cripis ini diberi tujuh varian rasa berbeda. Tujuh varian rasa di antaranya original, balado, barbeque, keju, ayam bakar, jagung bakar, dan mercon. Varian mercon merupakan produk dengan rasa pedas yang menjadi produk best seller.
“Untuk masalah harga, keripik dan abon Cripis dijual seharga sepuluh ribu rupiah saja,” ungkap Mudina.
Produk olahan jantung pisang yang dihargai sepuluh ribu rupiah sudah mampu menarik minat dikalangan mahasiswa. Harga yang dipatok tersebut sudah mampu untuk balik modal dan membuat kemasan baru yang lebih elegan. Mudina dkk berharap produk olahan jantung pisang mampu memberi manfaat terhadap masyarakat, terutama masalah makanan menyehatkan. (*)
Penulis: Aditya Novrian
Editor: Binti Q. Masruroh