Universitas Airlangga Official Website

Tutup SEGTA, FTMM Dorong Inovasi Energi Berkelanjutan

Kegiatan pengabdian masyarakat SEGTA berkolaborasi dengan berbagai universitas dari sembilan negara
Kegiatan pengabdian masyarakat SEGTA berkolaborasi dengan berbagai universitas dari sembilan negara (Foto: Humas FTMM)

UNAIR NEWS – Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR resmi menutup kegiatan Sustainable Energy and Green Technology Application (SEGTA) pada Selasa (12/8/2025). SEGTA merupakan kegiatan pengabdian masyarakat oleh FTMM dan berkolaborasi dengan berbagai universitas dari sembilan negara. Total terdapat 62 mahasiswa asing yang terlibat dalam kegiatan  berlangsung selama satu pekan ini. 

Wakil Dekan bagian Riset, Inovasi, Pengabdian Masyarakat, dan Kerja Sama, Prof Dr Retna Apsari MSi menyatakan bahwa kegiatan ini memang memiliki tujuan berupa kolaborasi riset.  Pasalnya, SEGTA memang merupakan kegiatan pengabdian masyarakat berskala internasional. 

“Jadi kegiatan ini juga melibatkan staff inbound yang nantinya akan melaksanakan MoU. Pada kegiatan ini, hadir 31 staff atau dosen yang hadir, dan mereka akan berdiskusi mengenai kolaborasi riset ini,” jelasnya.

Prof Retna selaku penanggung SEGTA juga menjelaskan, kegiatan ini juga memiliki capaian SDGs. mulai dari clean water and sanitation, affordable and clean energy, kemudian industri, innovation, and infrastructure, ada pula no poverty, climate action, dan partnership for the goals.

Sebagai salah satu kegiatan yang terintegrasi dengan Airlangga Community Development Hub (ACDH), Prof Retna menjelaskan, SEGTA merupakan kegiatan yang terbesar. “Ini karena kita melibatkan mulai dari mahasiswa, dosen, tendik (tenaga pendidik, red), hingga alumni sebagai peserta, dengan total 145 orang,” tambahnya.

Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) resmi menutup kegiatan Sustainable Energy and Green Technology Application (SEGTA) pada Selasa (12/8/2025) (Foto: Humas FTMM)
Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) resmi menutup kegiatan Sustainable Energy and Green Technology Application (SEGTA) pada Selasa (12/8/2025) (Foto: Humas FTMM)

Selain kolaborasi riset, kegiatan ini juga memfasilitasi mahasiswa asing untuk mendapatkan ilmu dalam kelas. “Karena kita inbound fulltime, jadi setelah kegiatan ini, akan ada academic course yang dilakukan hybrid selama satu semester hingga Desember. Nantinya mahasiswa akan dapat credit earning atau konversi SKS,” jelas Prof Retna. 

Prof Retna menjelaskan, SEGTA kali ini memiliki enam cluster. Salah satunya adalah bidang agrikultur. “Agrikultur di sini kita belajar tentang pemanfaatan solar panel untuk support agrikultur, selain itu, ada pula greenhouse. Adik-adik juga kami ajak melakukan penanaman kelapa dan pemupukan lahan, edukasi tentang energi surya, melakukan monitoring kualitas air, serta pemanfaatan solar centre,” paparnya. 

Dalam SEGTA ini, mahasiswa berkesempatan untuk mengunjungi pulau dengan kadar oksigen terbesar kedua di dunia, yakni Pulau Gili Iyang. Prof Retna menambahkan, di Gili Iyang, mahasiswa mendapat tugas untuk berinovasi dalam mempertahankan hijaunya Pulau Gili Iyang dengan memanfaatkan teknologi. 

“Ketika mengunjungi Kalianget dan Sumenep, selain belajar tentang agrikultur dan pengabdian masyarakat, mahasiswa juga belajar kultur dan potensi lokal indonesia, seperti tarian dan budayanya. Performance mereka yang lain akan ditampilkan dalam acara closing ini,” tambahnya. 

Selama pelaksanaannya, lanjut Prof Retna, mereka mendapat antusiasme besar dari warga desa yang menjadi lokasi pengabdian masyarakat. Di Kalianget, SEGTA dan UNAIR juga mendapat respons positif lantaran UNAIR tidak hanya fokus di bidang kesehatan, tetapi juga teknologi dan pertanian. 

“Bahkan di Gili Iyang ada yang menyumbangkan satu hektar lahannya untuk kami kembangkan. Jadi tahun kemarin, mereka butuh pohon kelapa hybrid, karena yang ada di sana lama berbuah. Kemudian, kemarin kita menanam dengan varian yang mereka minta di tanah yang juga mereka sumbangkan,” ceritanya. 

Tidak hanya dari masyarakat, Myra Anne Miranda dari Universiti Malaysia Pahang Al-Sultan Abdullah (UMPSA) juga menceritakan ketertarikannya pada SEGTA dan pengalaman selama berada di Surabaya. “Pada awalnya aku melihat informasi mengenai kegiatan ini, menurutku ini adalah kesempatan yang besar. Karena ia memiliki fokus pada energi, pengabdian masyarakat, lengkap dengan perkuliahan online hingga mengunjungi berbagai tempat sambil belajar,” paparnya.

Myra menceritakan pengalaman menariknya selama belajar dalam kegiatan ini. Menurutnya, pengalamannya mengunjungi Gili Iyang, Sumenep, Bromo, merupakan hal yang tidak terlupakan. Karena tidak hanya berkunjung, seluruh pembelajaran juga dilakukan dengan terstruktur dan menyenangkan.

Penulis: Febriana Putri Nur Aziizah

Editor: Yulia Rohmawati