“Rencanaku, Ayfen, bukan rencanamu. Jalanku, Ayfen, bukan jalanmu. Caraku, Ayfen, bukan caramu
UNAIR NEWS – Berkat semangat dan tekad yang kuat, Aloysia Ayfen Senjaya atau yang akrab disapa Ayfen, berhasil meraih predikat sebagai wisudawan terbaik periode 241 jenjang S1 Fakultas Psikologi UNAIR. Melalui perjalanan semasa kuliah yang penuh tantangan, Ayfen membuktikan bahwa tekun dan doa adalah kunci keberhasilan.
Setelah menempuh pendidikan di sekolah menengah atas, Ayfen sempat bimbang dalam melanjutkan pendidikan ke PLB, PGPAUD, atau PGSD. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Psikologi (FPsi) UNAIR.
Sejak menjadi mahasiswa, Ayfen telah memperlihatkan semangat yang tak tertandingi dalam mengejar beragam kesempatan. Mulai dari mengajar les privat, terlibat dalam berbagai organisasi, hingga mengikuti kompetisi, ia tak pernah melewatkan peluang untuk meraih pengalaman dan pengetahuan baru.
Eksplorasi Dunia Profesional
Memasuki semester 4, Ayfen memutuskan untuk mengeksplorasi dunia profesional melalui magang di KK Kirani (Pendidikan Inklusi) dan mengambil peran sebagai Pengembang Pendidikan di Gerakan Mengajar Desa. Tidak hanya itu, sejak semester 3 hingga 6, ia aktif menjadi relawan di Airlangga Inclusive Learning.
“Selain itu, aku pernah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan yang berlangsung di Kalimantan Barat. Melalui program tersebut, aku banyak belajar tentang bahasa dan budaya masyarakat setempat. Dan pada semester 7, aku kembali magang di salah satu lembaga pendidikan inklusi,” terang anak pertama dari dua bersaudara itu.
Walau kehilangan sang ayah untuk selamanya saat pengerjaan skripsi, Ayfen memilih untuk tidak tenggelam dalam kesedihan. Sebaliknya, ia bertekad untuk membanggakan kedua orang tuanya dengan meraih predikat sebagai mahasiswa terbaik dan memperoleh IPK nyaris sempurna, 3,95.
“Momen paling berkesan dalam hidupku, ketika setiap pagi sebelum berangkat kuliah, orang tua selalu memberi berkat tanda salib di dahi. Hal tersebut membuat aku percaya bahwa di mana saja aku berada, doa mereka selalu menyertaiku dan aku jalan bersama Tuhan,” tuturnya.
Bagi Ayfen, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Kegagalan merupakan petanda bahwa terdapat rezeki di lain hal. Ia menyampaikan pesan agar selalu berupaya keras dalam mengejar impian, sambil tetap menghargai diri sendiri dan proses yang sedang dilalui.
Penulis: Maissy Ar-Maghfiroh
Editor: Nuri Hermawan