Universitas Airlangga Official Website

UMKM Perlu Memanfaatkan Jasa Promosi Berbayar dalam Berbisnis

Awan Tjatur Perkasa dan Edwin Fiatiano dalam edisi perdana Talk Show Airlangga Business Community di Mercury 96 FM Surabaya. (Foto : Instagram Airlangga Business Community)
Awan Tjatur Perkasa dan Edwin Fiatiano dalam edisi perdana Talk Show Airlangga Business Community di Mercury 96 FM Surabaya. (Foto : Instagram Airlangga Business Community)

 UNAIR NEWS – Bisnis di era digital lekat dengan media sosial. Pegiat UMKM perlu memahami cara memanfaatkan media sosial sebagai alat berjualan.

“Para pegiat UMKM perlu mempertimbangkan jasa promosi berbayar (paid promote, Red) untuk mempromosikan produknya. Agar, produk tersebut masuk ke dalam jangkauan pandang pengguna media sosial,” ungkap Edwin Fiatiano, dosen D3 Manajemen Pemasaran, dalam talk show Airlangga Business Community.

Talk show tersebut tayang pada Kamis (2/3/2023) lewat Radio Mercury 96 FM Surabaya pukul 15.00-16.00. Edisi perdana program Airlangga Business Community membawa tajuk UMKM Promo di Sosmed, Boncos?

“Jadi, memang kalau paid promote itu sangat banyak, baik di Facebook, Instagram. Biasanya ada kelas-kelas khusus dan beberapa influencer yang biasanya membuka paid promote,” papar Awan Tjatur Perkasa, wakil ketua Bidang Sinergi dan Humas Airlangga Business Community yang ikut hadir dalam talk show itu.   

Masalah pun muncul saat pegiat UMKM tidak bisa mengomunikasikan manfaat produk mereka. Pula, mereka merasa rugi menggunakan jasa promosi berbayar. Karena, tidak ada peningkatan dalam daya jual produknya.

“Bagaimana tidak merugi, ketika mereka pun bergerak melakukan promosi berbayar sekadar menggunakan. Sedangkan, kontennya, copywriting-nya, visualnya ini saja, foto-fotonya tidak pernah berbicara,” jelas Edwin.

Memahami Copywriting

“Jadi, copywriting itu kan cara penulisan, gagasan kita untuk menarik konsumen. Supaya konsumen tergelitik atau terpengaruhi,” paparnya.

Edwin menjelaskan bahwa copywriting terbagi menjadi dua, yaitu iklan dan promo. Dalam iklan, sifat tulisannya bersifat mengingatkan. Sedangkan, promo berkaitan dengan cara mendorong calon konsumen untuk membeli.

“Umumnya, pakai konsep AIDA, Attention, Interest, Desire, Action. Nah, yang penting call to action-nya,” ungkapnya.

Awan ikut menambahkan, “Contohnya, ini martabak enak. Tapi, dijual dengan harga lima puluh ribu. Nah, harus ada alasan mengapa perlu beli martabak ini. Kita bisa bilang martabak ini istimewa, isinya banyak, bisa bikin bahagia, dan sebagainya. Yang jelas perlu ada penjelasan tentang produk lebih lanjut.”

Airlangga Business Community berdiri sejak 2014 dan diresmikan oleh Hatta Rajasa. Kemudian Desember 2022, komunitas tersebut secara resmi tergabung di bawah Ikatan Alumni Universitas Airlangga.

“Visi dan misi Airlangga Business Community adalah menjadi organisasi para pebisnis, alumni Universitas Airlangga, lintas fakultas dan lintas angkatan,” ungkap Awan.

Penulis: Muhammad Naufal Rabbani

Editor: Feri Fenoria