UNAIR NEWS – Indonesia menjadi lahan empuk bagi pelaku kejahatan yang mengendalikan bisnis ilegal perdagangan manusia. Bersama itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerja sama dengan Universitas Airlangga mengadakan penayangan film pendek “Through the Screen” dan sosialisasi pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Sektor. Kegiatan itu terlaksana di gedung ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B pada Selasa (26/09/2023).
Hadir dalam acara tersebut, Didik Eko Pujianto Sekretaris Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler, Shafira Ayunindya National Project Officer International Organization for Migration (IOM) Indonesia dan Iqbal Fadly Sutradara film “Through the screen”.
Fenomena Korban TPPO dan Online Scamming
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Bambang Sektiari Lukiswanto DEA DVM, mengatakan bahwa pengetahuan tentang pencegahan TPPO sangat penting bagi mahasiswa. Pasalnya, tidak sedikit korban TPPO maupun online scamming adalah fresh graduate. Hanya karena mendapatkan iming-iming gaji besar dan biaya hidup gratis di luar negeri.
“Tugas kita semua adalah menyampaikan getok tular kepada masyarakat luas untuk pencegahan perdagangan manusia dari hulu ke hilir,” imbuhnya.
Didik menyebutkan, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi penyumbang korban terbanyak. Lebih lanjut, ia mengimbau untuk selalu waspada apabila menerima lowongan pekerjaan di negara yang sistem hukumnya lemah dan sedang terjadi konflik. Berdasarkan data yang dimiliki, perusahaan online scamming banyak bersarang di negara-negara dengan dua karakteristik itu.
Latar Belakang Penayangan Film Pendek
Sosialisasi diawali dengan pemutaran film pendek “Through the Screen” yang diproduksi oleh Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri dan IOM Indonesia melalui kolaborasi dengan Creative Goods Inc (CGI). Hadirnya film pendek ini karena kasus eksploitasi tenaga kerja di perusahaan online scamming, yang mana kasusnya seperti fenomena gunung es.
Kementerian Luar Negeri mengharapkan pelaksanaan kegiatan penayangan film dan sosialisasi di perguruan tinggi, akan meningkatkan kewaspadaan publik, khususnya mahasiswa. Besar harapannya, mahasiswa UNAIR bisa menguasai ilmu setinggi-tingginya serta membanjiri migrasi yang aman dan selektif.
Sementara itu, Iqbal Fadly menambahkan, titik balik film ini adalah menciptakan humans form emotional connections, mengambil sisi dua karakter dan berangkat dari kehidupan nyata. Selain itu, perilisan film pendek ini juga mengikut sertakan tim media dan influencer untuk mempopulerkan peningkatan korban kasus WNI.
“Selama memproduksi film, kami membuat media sosial lowongan pekerjaan palsu yang mana untuk keperluan produksi film. Faktanya, kami masih banyak menerima pertanyaan seputar lowongan pekerjaan tersebut. Hal ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap tawaran pekerjaan online scamming di media sosial,” pungkas sang sutradara.
Penulis: Mutiara Rachmi Karenina
Editor: Khefti Al Mawalia