Universitas Airlangga Official Website

UNAIR Bersama Konsul Jenderal Jepang Diskusikan Kesehatan Indonesia

Foto Prof. Maria Inge Lusida menyerahkan cinderamata kepada Konsul Jenderal Jepang. (Foto Istimewa)

UNAIR NEWS – Prof Maria Inge Lusida selaku pimpinan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga menyambut hangat kedatangan Konsul Jenderal Jepang Surabaya, Takeyama Kenichi di Institute of Tropical Disease Kampus MEER C UNAIR pada Senin (12/12/2022). Kunjungan tersebut dalam rangka mempererat hubungan Konsul Jenderal Jepang dengan Universitas Airlangga (UNAIR). Kegiatan itu diisi dengan diskusi mengenai permasalahan kesehatan yang terjadi Indonesia khususnya di Jawa Timur. 

Kerja sama UNAIR dengan Konsul Jenderal Jepang telah terjalin sejak lama terlihat pada publikasi literatur internasional dan dapat bekerja sama dengan universitas di Jepang salah satunya Kobe University. Salah satu bentuk kerja samanya yaitu membantu dan berkontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. 

Prof. Fedik Abdul menjelaskan, bahwa kerja sama yang telah terjalin diharapkan tak hanya pada publikasi literatur bersama untuk kegunaan studi, namun juga untuk kebutuhan bersama. Mengingat dua tahun lalu, Covid-19 mulai menyebar dan pembuatan vaksin mulai digalakan salah satunya vaksin merah putih. Pembuatan vaksin merah putih melibatkan berbagai pihak dari pemerintahan, enam perguruan tinggi dan lembaga riset.  

Tantangan yang sedang kita alami yaitu pemerintah mengimbau agar produk impor dapat di replace dengan teknologi kita sendiri. “Saya sangat senang saat bapak Takeyama berkunjung, hal ini menjadi win-win solution dengan kerja sama pemerintah Jepang. Hal itu merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Jepang,” tambahnya

Lebih lanjut, Prof Fedik menambahkan bahwa kita telah mendesain model vaksin untuk penyakit yang baru. Hal tersebut diharapkan dapat replace dan 30-50% harus dibuat dari Indonesia. 

Di akhir, Prof Fedik berharap hubungan intens agar dapat bekerja sama dengan universitas di Jepang yang berpotensi untuk kerja sama selanjutnya. Salah satunya penyakit diagnostik demam berdarah.  

Penulis: Satrio Dwi Naryo

Editor: Khefti Al Mawalia