UNAIR NEWS – Untuk memperkuat kontribusi perguruan tinggi bagi pembangunan daerah, Universitas Airlangga (UNAIR) resmi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota (pemkot) Bontang. Kerja sama tersebut bertujuan menghadrikan dampak nyata bagi masyarakat. Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung pada Selasa (1/7/2025) di Ruang Sidang Pleno Balairua, Kantor Manajemen Kampus MERR-C itu mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Rektor UNAIR Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin beserta jajaran pimpinan. Sementara itu, dari pihak Pemkot Bontang, hadir Wali Kota Bontang dr Hajah Neni Moerniaeni SpOG dan jajaran Pemerintah Kota Bontang.
Hadirkan Dampak Nyata
Rektor UNAIR Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang Pemkot Bontang berikan. Menurutnya, MoU ini menjadi tonggak penting untuk menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat.
“Terima kasih atas kepercayaan kepada Universitas Airlangga. Semoga MoU ini menjadi wujud nyata komitmen kita bersama untuk membangun bangsa melalui sinergi yang kuat,” ungkap Guru Besar FEB UNAIR itu.

Prof Madyan menegaskan kerja sama ini penting untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan inovasi UNAIR dalam menjawab tantangan kebutuhan riil di Bontang. UNAIR sendiri memiliki sekitar 2.000 dosen, dengan 50 persen di antaranya bergelar doktor dan hampir 20 persen merupakan guru besar.
Ia juga memaparkan capaian UNAIR berdasarkan Times Higher Education (THE) Impact Rankings yang menempatkan UNAIR di peringkat 9 dunia dan peringkat pertama di Indonesia. UNAIR juga berhasil menembus peringkat 287 dunia menurut QS World University Rankings.
“Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menekankan universitas harus berdampak bagi masyarakat. Kami siap membantu Bontang melalui kepakaran dan sumber daya akademik UNAIR. Tidak hanya untuk pendidikan, tapi juga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Tantangan Kota Bontang
Wali Kota Bontang, dr Hajah Neni Moerniaeni SpOG, menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi kotanya. Dengan luas wilayah hanya 162 kilometer persegi dan penduduk 191 ribu jiwa, pengembangan kota dinilai cukup sulit. Terutama karena sebagian besar lahan telah menjadi milik industri besar seperti PKT (Pupuk Kalimantan Timur) dan LNG (Liquefied Natural Gas).
“Ada tanah Yayasan PT BADAK sekitar 40 hektar yang rencananya akan diberikan kepada pemerintah kota. Tapi perlu pendampingan legal opinion dari kejaksaan dan universitas agar tidak salah langkah,” terangnya.
Ia berharap kerja sama dengan UNAIR dapat membantu Pemkot Bontang dalam menghadirkan ruang terbuka hijau, sarana publik, serta program-program pengabdian dan pendidikan untuk masyarakat. “Mudah-mudahan pertemuan ini membawa berkah dan manfaat bagi kami di Kota Bontang, dan mendapat banyak masukan dari Universitas Airlangga,” pungkasnya.
Penandatanganan nota kesepahaman oleh rektor UNAIR dan wali kota Bontang menjadi akhir dari pertemuan tersebut. Harapannya kerja sama ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional, khususnya di Kota Bontang.
Penulis: Ameyliarti Bunga Lestari
Editor: Yulia Rohmawati