UNAIR NEWS — Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan, dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI) UNAIR kembali menunjukkan komitmennya membangun budaya menulis ilmiah melalui Unair Menulis Advanced Edition (UM AE) 2025. Kegiatan ini terlaksana selama tiga hari berturut-turut dari 15 hingga 17 April 2025, bertempat di Ruang Dewa Ruci, Airlangga Convention Center (ACC), Kampus MERR C UNAIR.
Acara ini difokuskan pada peningkatan kualitas naskah ilmiah dosen UNAIR dengan target publikasi di jurnal internasional Scopus Q1.
Ikhtiar UNAIR Bangun Kultur Menulis Berkelanjutan
kegiatan ini khusus untuk dosen UNAIR dengan target ambisius yaitu berhasil submit artikel ilmiah jurnal internasional bereputasi Q1. Ketua LIPJPHKI UNAIR, Prof H Hery Purnobasuki Drs MSi PhD, menyampaikan kegiatan ini bukan hanya pelatihan menulis, tetapi bagian dari movement institusional UNAIR untuk masuk ke dalam ekosistem publikasi global secara lebih strategis dan terukur.
“Kami ingin para dosen tidak hanya mengejar publikasi semata, tapi juga benar-benar menyiapkan naskah dengan kualitas terbaik yang layak bersaing di jurnal Q1,” ujarnya.
Langsung dari Praktisi Penulis Q1
Aktivitas ini mengundang Asisten Direktur Riset Dasar dan Terapan IPB Dr Eng Obie Farobie S Si MSi untuk berbagi strategi teknis berbasis pengalaman riset. Tak hanya itu, pelatihan ini menghadirkan pendekatan menyeluruh terhadap proses publikasi. Mulai dari penajaman gagasan, pemetaan jurnal sasaran, hingga teknik menjawab reviewer comments secara strategis.
“Sering kali, pengalaman riset kita cukup kuat untuk Q1. Masalahnya hanya belum terpetakan dengan baik dalam bentuk narasi ilmiah,” terangnya. Sehingga UM AE 2025 menjadi medium pertemuan antar penulis, mentor, dan reviewer yang dibekali pengalaman publikasi pada jurnal-jurnal terindeks tinggi.
Menuju Kemandirian Akademik
Menurut Prof Hery, LIPJPHKI tak ingin menjadikan kegiatan ini sebagai agenda satu kali. Sebaliknya, ia berharap UM AE menjadi tradisi akademik baru UNAIR yang berkelanjutan. “Kami menargetkan peningkatan jumlah publikasi Q1 dari dosen UNAIR setiap tahunnya. Tapi lebih dari itu, kami ingin menumbuhkan ekosistem ilmiah yang matang dan saling menguatkan,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa UNAIR tak hanya berambisi masuk peringkat dunia, tetapi juga menyiapkan akar kuat dari dalam yang tangguh, produktif, dan siap bersaing dalam lanskap akademik global.
Penulis: Sintya Alfafa
Editor: Ragil Kukuh Imanto