UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan diskusi panel internasional dengan tajuk Sustaining Innovation and Industry Acceleration Ecosystem through Regional Collaboration. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari 6th ASEAN+3 Rectors’ Conference yang diselenggarakan pada Rabu (20/9/2023) di ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa (B), Universitas Airlangga.
Hadir sebagai pembicara panel adalah Prof Wang Kunhua selaku Vice President Yunnan dan Marcelo Tarkieltaub selaku Regional Director Rockwell Automation South East Asia. Diskusi tersebut bertujuan untuk membuka potensi kolaborasi regional serta mendorong inovasi dan pertumbuhan industri.
“Kita adalah pemimpin global dalam otomasi industri dan transformasi digital. Kita menghubungkan imajinasi manusia dengan potensi teknologi untuk memperluas potensi manusia, menjadikan dunia lebih produktif dan berkelanjutan,” ungkap Tarkieltaub.
Selain itu, dalam diskusi internasional itu Tarkieltaub juga membahas mengenai environmental, social, and governance atau ESG. Menurutnya, ESG adalah faktor-faktor yang semakin diperhatikan oleh perusahaan dan investor. Dalam upaya mencapai tujuan keberlanjutan, perusahaan kini lebih fokus pada praktik-praktik ramah lingkungan, seperti pengurangan jejak karbon dan pengelolaan limbah.
Bagian dari CSR
Selain itu, perusahan juga memperhatikan dampak sosial, seperti tanggung jawab sosial perusahaan dan keberlanjutan rantai pasokan. Investor semakin menyadari bahwa perusahaan dengan kinerja ESG yang kuat cenderung lebih baik dalam jangka panjang. Oleh karena itu, ESG bukan lagi hanya tren, melainkan sudah menjadi faktor kunci pada keputusan bisnis.
“Pada sisi governance (tata kelola), ESG akan mempengaruhi etika bisnis, kepatuhan, independensi pengurus, kompensasi pimpinan, dan pemegang saham,” pungkasnya.
Pada sesi lainnya, Prof Wang Kunhua membahas tentang kolaborasi regional. Menurutnya, hal tersebut menjadi kunci dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah. Dalam upaya bersama untuk mengatasi tantangan global, sejumlah negara dan komunitas telah bergabung untuk meningkatkan kerja sama dalam berbagai sektor.
“Ada beberapa hal yang bisa mendukung kolaborasi regional, yaitu resource, strengths, market, dan policy. Hal itu seperti teknologi, spesialisasi kemampuan, produk, dan konsolidasi,” ungkap Prof Wang.
Ia juga menjelaskan tentang perguruan tinggi atau Higher Education Institution. Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam konteks inovasi tersebut. Selain itu, Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, kampus berperan kunci dalam membentuk generasi yang terampil dan berpengetahuan.
“Ada empat hal yang dapat menjadi patokan bagi perguruan tinggi, yaiti talent cultivation, riset dan inovasi, pertukaran budaya, serta pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya. (*)
Penulis : Afrizal Naufal Ghani
Editor : Binti Q Masruroh