UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) akan kembali menerjunkan mahasiswanya dalam program Belajar Bersama Komunitas (BBK) di Kabupaten Gresik. Untuk itu, LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UNAIR menggelar pembekalan bagi mahasiswa yang akan diterjunkan pada 8 Januari–3 Februari 2024 mendatang. Pembekalan itu berlangsung pada Minggu (17/12/2023) di Auditorium Ternate, ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B, UNAIR.
Implementasi Ilmu
Ketua LPPM UNAIR, Dr Gadis Meinar Sari, dr MKes mengatakan bahwa BBK merupakan kegiatan rutin dari UNAIR. Program ini terselenggara sebagai bentuk implementasi ilmu yang mahasiswa terima selama duduk di bangku perkuliahan. “BBK ini menjadi implementasi dari ilmu yang sudah Anda dapatkan selama ini dan menjadi modal sebelum Anda lulus dan terjun di masyarakat,” ujarnya.
Dalam keterangannya, dr Gadis menuturkan bahwa program kerja dengan permasalahan di daerah penerjunan BBK. Dengan kata lain, mahasiswa harus mengolaborasikan multidisiplin ilmu dalam mengatasi masalah sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. “Program kerja yang dilaksanakan harus sesuai dengan permasalahan yang ada di wilayah, tidak memaksakan ilmunya sendiri,” tutur dr Gadis.

Tangani Masalah Daerah
Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Gresik, Misbachul Munir SSos, MSi menyampaikan salah satu masalah yang menjadi prioritas adalah stunting. Munir berharap mahasiswa BBK dapat membantu Pemerintah Kabupaten Gresik untuk mencapai target penurunan stunting. “Salah satu prioritas kami adalah stunting, meskipun sebenarnya kondisi 2022 lalu sudah menurun di angka 10,7 persen. Akan tetapi, di tahun 2023 ini kami menargetkan penurunan sampai 15 persen, jadi kami harap dengan bantuan teman-teman BBK target tersebut bisa tercapai,” ucapnya.
Selain masalah stunting, Munir juga mengharapkan agar mahasiswa BBK UNAIR dapat membantu warga desa dalam meningkatkan pemahaman teknologi. Mengingat, SDM (sumber daya manusia) yang melek teknologi di desa-desa masih sangat minim. Kondisi tersebut akan menghambat upaya Pemerintah Kabupaten Gresik dalam menjalankan salah satu programnya yakni aplikasi Desa Siap.
Desa Siap, sambung Munir, merupakan unggulan Kabupaten Gresik di bidang teknologi. Dalam aplikasi ini tersedia berbagai informasi terkait potensi dan monografi suatu desa serta menjadi sarana perizinan secara online. “Salah satu unggulan di desa desa ini adalah aplikasi Desa Siap yang menjadi sarana informasi dan layanan perizinan secara online. Jadi, mohon teman-teman bisa membantu desa meng-update kekurangan SDM melek teknologi ini,” kata Munir.
Pada akhir, Munir mengimbau mahasiswa agar dapat menjalankan dan menikmati program BBK ini semaksimal mungkin. Pasalnya, BBK bisa menjadi ladang manfaat tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi masyarakat khususnya di daerah Gresik. “Jadikan BBK ini sebagai kegiatan yang mengesankan selama berkuliah. Ini menjadi ajang kontribusi teman-teman, sekecil apa pun itu, pasti akan memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.
Penulis: Yulia Rohmawati
Editor: Feri Fenoria