UNAIR NEWS – Pusat Riset Keselamatan Pasien (PRKP) Universitas Airlangga (UNAIR) mengelar Webinar Series Visiting Researcher Programme. Pada webinar tersebut, terdapat beberapa sub-tema, salah satunya “6 Sasaran Keselamatan Pasien Bagi Mahasiswa Keperawatan”. Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Kepanjen Ns Annisa Rahmi Galleryzki SKep MKep hadir sebagai pembicara pada Selasa (16/1/2024).
Pada paparannya, Ns Annisa selaku pembicara menekankan peran perawat dalam mewujudkan enam sasaran keselamatan pasien. Hal tersebut menjadi penting karena insiden keselamatan pasien masih banyak terjadi di dunia.
“Ada 134 juta insiden cedera yang terjadi pada masyarakat di negara berpenghasilan menengah ke bawah. Tapi, suatu insiden keselamatan tentu merupakan suatu hal yang bisa dicegah. Karena itu, kita berupaya bagaimana agar insiden keselamatan ini bisa dicegah,” tuturnya.
Dalam paparannya, salah satu pencegahan insiden keselamatan tersebut yakni, dengan tetap ikut aktif dalam edukasi mengenai keselamatan pasien. Pihaknya pun menyampaikan, mahasiswa keperawatan harus memiliki kompetensi yang sejajar dengan perawat yang sudah bekerja.
“Karena, banyak sekali kejadian akibat mahasiswa yang menyebabkan kesalahan. Dari data masih ada 28 sampai 30 persen mahasiswa mengalami kesalahan dalam pemberian obat,” kata Ns Annisa.
6 Sasaran Keselamatan Pasien
Dalam dunia kesehatan, Ns Annisa kembali menekankan enam sasaran keselamatan yang harus selalu jadi perhatian oleh tenaga kesehatan. Enam sasaran tersebut, yakni (1) Identifikasi pasien; (2) Peningkatan komunikasi efektif; (3) Peningkatan kewaspadaan pada obat-obatan high-alert; (4) Benar pasien, benar lokasi, benar prosedur, dan benar tindakan operasi; (5) Pencegahan risiko infeksi; serta (6) pencegahan cedera akibat jatuh.
“Keenam hal ini, sebagai seorang perawat, bapak dan ibu (perawat) punya peran sentral. Karena, kita selalu berada di sebelah pasien. Kalau ada suatu kejadian, pasti yang dicari adalah perawatnya,” terangnya.
Upaya Pencegahan HAIs
Salah satu sasaran keselamatan pasien ialah pencegahan infeksi. Infeksi pada pasien kerap terjadi akibat pelayanan kesehatan atau Health care Associated Infection (HAIs). HAIs terjadi selama pasien menerima perawatan di rumah sakit atau layanan kesehatan lainnya.
Karena itu, Ns Annisa memaparkan, perlu ada upaya pencegahan dengan kewaspadaan standar. Adapun kewaspadaan standar tersebut meliputi; (1) mencuci tangan, (2) penggunaan alat pelindung diri (APD), (3) respiratory hygiene dan etika batuk, (4) penggunaan jarum suntik yang aman, (5) penyimpanan dan penanganan obat, serta (6) pembersihan dan desinfeksi peralatan dan permukaan lingkungan.
“Jadi, kalau kita sudah mampu melakukan kebersihan tangan dengan benar, sudah terjadi pemutusan rantai dari infeksi yang dibawa oleh pasien atau pun kita,” katanya.
Kenapa harus kebersihan tangan paling penting? Pihaknya menyampaikan bahwa hal tersebut tidak bukan sebagai upaya melindungi pasien, namun melindungi tenaga kesehatan pula.
Penulis: Syifa Rahmadina
Editor: Feri Fenoria