UNAIR NEWS – ASEAN Disaster Information Network (ADInet) mencatat bahwa 10 negara anggota ASEAN telah mengalami 1.899 kejadian bencana sejak Juli 2012 hingga Mei 2020. Bencana-bencana ini berdampak pada 147 juta orang dan menyebabkan kerugian ekonomi mencapai USD 17 miliar.
Universitas Airlangga (UNAIR) dan Malaysia-Japan International Institute of Technology (MJIIT) Universiti Teknologi Malaysia (UTM) berkolaborasi membangun kota tangguh bencana. Webinar bertajuk Advancing Local Disaster Risk Reduction Strategies for Equitable Resilience and Community Development pada Kamis (22/03/2024) via WebEx menandai mulainya proyek kolaboratif ini.
Tujuan dan Alur Kerja Proyek
Hadir dalam webinar, Dr Khamarrul Azahari Razak, Direktur DPPC MJIIT UTM. Ia mengatakan, tujuan proyek ini adalah untuk meningkatkan strategi pengurangan risiko bencana. Pendekatan pemikiran sistem berfungsi untuk memahami dan mengelola risiko bencana secara komprehensif. “Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan strategi pengurangan risiko bencana (PRB) dan ketahanan masyarakat di tingkat lokal,” ungkapnya.
Dalam proyek ini, akan ada pembentukan tim peneliti. “Tim peneliti dari UNAIR terdiri dari Dr Hijrah Saputra ST MSc, Prof Dr Suparto Wijoyo SH, MHum, Dr Hariyono SKp Mkes, Dr Ni Made Sukartini SE MSI MIDEC, Dr Eko Kuncoro ST DEA, Wahyu Wisnu Wardana MSc,” ungkap Dr Khammarul.
Penelitian ini akan fokus pada dua wilayah, yaitu Hulu Langat, Selangor, Malaysia dan Surabaya, Indonesia. Kunjungan kerja sama ke Selangor akan berlangsung pada (5/4/2024), dan kunjungan ke Surabaya pada (1-3/7/2024) mendatang.
Proyek ini akan berjalan dalam lima tahap, dengan awalan pengumpulan data, desain proyek, dan pembangunan jaringan. Tahapan kedua melakukan penyelidikan kapasitas daerah dan kebutuhan tata kelola adaptif, serta penilaian pendekatan pemikiran sistem.
“Selanjutnya, tahapan keempat dan kelima adalah mengembangkan strategi PRB dan ketahanan, serta melakukan pelaporan dokumentasi dan penyebarluasan pengetahuan,” tambahnya.
Harapan Luaran Kerja Sama
Proyek ini, kata Dr Khamarul Azhari menjelaskan, harapannya dapat menghasilkan tiga luaran. Pertama, proyek ini akan menghasilkan praktik terbaik dan strategi pengurangan risiko bencana (PRB) serta pengembangan masyarakat yang efektif dan inklusif.
“Kedua, proyek ini akan menghasilkan perangkat yang efektif untuk implementasi PRB di daerah. Selain itu, juga memberikan kontribusi pada pengembangan aksi PRB dan ketahanan masyarakat multi-tingkat di wilayah yang rentan terhadap bencana,” imbuhnya.
Ketiga, luaran proyek ini bisa meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana sekaligus mendorong pembangunan berkelanjutan. “Terakhir, kami berharap proyek ini bisa mewujudkan ketahanan terhadap bencana sekaligus mendorong pembangunan berkelanjutan dan adil di Indonesia dan Malaysia,” katanya.
Penulis: Hana Mufidatuz Zuhrah
Editor: Yulia Rohmawati