Universitas Airlangga Official Website

UNAIR Paparkan Keberlanjutan Inovasi Pelayanan Publik ARMAdA

Direktur RSTKA, dr Agus Harianto, SpB
Direktur RSTKA, dr Agus Harianto, SpB memberikan paparan tentang Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga dalam kegiatan sosialisasi pelaksanaan pemantauan keberlanjutan dan replikasi inovasi di Alila SCBD Jakarta pada Rabu (8/05/2024). (Foto: Andi Pramono)

UNAIR NEWSUniversitas Airlangga mempresentasikan keberlanjutan inovasi pelayanan publiknya, Adventure Remote Medicine of Airlangga and Alumni (ARMAdA) melalui Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) di Alila SCBD Jakarta, pada Rabu (8/05/2024). UNAIR merupakan salah satu dari dari sembilan Unit Pelayanan Publik (UPP) yang diundang dalam kegiatan Pembahasan Pelaksanaan Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi (PKRI) Pelayanan Publik Tahun 2024 di Lingkungan Kemendikbudristek. 

Sebagai informasi, Universitas Airlangga meraih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Terpuji pada  Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2022. Sembilan UPP yang diundang adalah UPP yang masuk Top 99 Inovasi di lingkungan Kemendikbudristek sejak 2014 hingga 2022. Direktur Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA), dr Agus Harianto SpB, memaparkan perkembangan terakhir dari kapal rumah sakit yang dipimpinnya di hadapan tim Kemendikbudristek, KemenpanRB dan tim inovator yang lain. Dokter Agus menyampaikan sejarah, latar belakang, hingga bagaimana di awal pengabdiannya, timnya menjangkau pulau yang tidak tersentuh oleh layanan kesehatan.

“Dengan segala moda transportasi apa saja, kita upayakan bagaimana kita bisa sampai ke pulau itu. Yang kedua, memberikan pelayanan kesehatan yang standar, nggak sembarangan. Ini perjuangan kita, meskipun melayani orang-orang pulau, pelayanan kesehatan tetap harus standar,” ucap dr Agus.

Dokter Agus menyampaikan bagaimana RSTKA sebagai ARMAdA menjadi wadah untuk berkolaborasi antara institusi pendidikan (dosen, mahasiswa dan alumni) dengan pihak eksternal seperti RS pendidikan, pemerintah atau lembaga swasta demi terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera di seluruh wilayah Indonesia. RSTKA telah melayani 33.412 pasien poli umum, 1720 pasien bedah di 101 pulau dengan 2,058 relawan.

“Baru 101 pulau kita kunjungi dalam rentang waktu enam tahun. Sementara anda tahun jumlah pulau di Indonesia mencapai 17 ribu sekian. Yang berpenghuni sekitar 6000 lebih,” lanjutnya.

Dokter Agus mengutarakan keterbukaan RSTKA jika ada pihak-pihak lain yang mau mereplikasi inovasi rumah sakit kapal ini. Misi RSTKA, lanjut dr Agus, selain sebagai kapal rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan rujukan yang aman dan standar bagi masyarakat kepulauan, juga sebagai wahana untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan di daerah kepulauan sesuai pendekatan Sustainable Development Goals (SDGs) yang berbasis riset.

“Jadi kapal ini bukan sekedar kapal pelayanan kesehatan, tetapi juga kapal penelitian dan kapal community development. Kita melibatkan fakultas-fakultas di UNAIR,” ulas dr Agus.  

Pada tahun 2024, RSTKA akan menjalankan program Pulau Bebas TB untuk membantu pemerintah yang mencanangkan Eliminasi TB pada tahun 2030. Selain itu, RSTKA juga akan mulai memanfaatkan dukungan dari BPJS Kesehatan sebagai hasil dari Permenkes Nomor 33 Tahun 2023 tentang Rumah Sakit Kapal.

“Permenkes ini menjadi dasar hukum bagi BPJS, untuk bisa mengeluarkan klaim atas pelayanan yang kita lakukan,” jelasnya.

Terkait replikasi, dr Agus menyampaikan beberapa pihak eksternal dari pemerintah provinsi dan perguruan tinggi telah melakukan benchmarking agar bisa mengembangkan kapal rumah sakit seperti RSTKA. Dokter alumni FK angkatan 1985 itu juga menunjukkan rencana desain RSTKA generasi kedua.

“Kapal kita itu panjangnya 27 meter, lebarnya 7 meter. Kapal yang baru ini direncanakan memiliki panjang sekitar 50 meter dan lebarnya sekitar 11 meter,” terangnya.

Di akhir presentasi, dr Agus menyampaikan bagaimana RSTKA harus membangun jaringan dan partnership dengan universitas lain, industri dan masyarakat untuk membangun semangat belajar. Beliau juga menyatakan RSTKA siap mereplikasi inovasi apa saja yang bisa memperkuat pengembangan masyarakat kepulauan.

“Kalau berkenan, mari gabung dalam pelayanan kita. Saya akan coba fasilitasi. Kita akan replikasi. Kita harus saling bantu dan saling menguatkan,” pungkasnya.

Penulis: Andi Pramono