UNAIR NEWS – Komitmen Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai green campus salah satunya adalah dengan mengelola sampah organik yang dihasilkan menjadi pupuk kompos. Komitmen itu diwujudkan melalui membentukan Rumah Kompos yang berada di Kampus C UNAIR.
Rumah Kompos UNAIR diresmikan pada Selasa (07/06/2022) oleh Direktur Logistik, Keamanan, Ketertiban, dan Lingkungan (LKKL) UNAIR Dr Karnaji SSos MSi. Dalam peresmian itu, Karnaji sapaan karibnya, mengungkapkan Rumah Kompos UNAIR dibentuk untuk membantu pemupukan tanaman di lingkungan kampus.
“Kita ingin sampah organik tidak begitu saja dibuang, tapi bisa dimanfaatkan menjadi produk yang lebih berguna,” ujarnya.
Lebih jauh, Karnaji mengungkap kehadiran Rumah Kompos UNAIR dapat menjaga kelestarian lingkungan. Kehadirannya dapat memaksimalkan pemanfaatan sampah organik serta mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) poin 13 terkait penanganan perubahan iklim dan dampaknya.
“Pupuk kompos bisa mengurangi emisi gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim,” jelasnya.
Dorong Partisipasi Mahasiswa
Tak hanya itu, Karnaji berharap mahasiswa bisa berpartisipasi dalam mengembangkan Rumah Kompos UNAIR. Partisipasi itu bisa dalam bentuk penelitian dan kajian terkait inovasi pengelolaan sampah organic, khususnya untuk mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Studi Lingkungan (KSL) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR.
“Tujuan utama rumah kompos ini adalah sebagai media edukasi. Mahasiswa bisa kuliah lapangan, mencari bahan skripsi dan PKM (program kreativitas mahasiswa, Red) di sini,” ujar dosen Sosiologi FISIP UNAIR itu.
Karnaji menekankan agar Rumah Kompos UNAIR dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Selain untuk suplai pupuk, mahasiswa bisa mengembangkan ide-ide dalam pembuatan pupuk.
“Seperti bagaimana meningkatkan kandungan gizi dalam pupuk, dan membuat pupuk yang bisa mempercepat pertumbuhan tanaman. Semoga makin banyak inovasi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat,” lanjutnya.
Produksi Pupuk Organik
Sementara itu, Penanggung Jawab Rumah Kompos UNAIR Ilham Meizar ST mengungkapkan bahwa keunggulan pupuk yang diproduksi yaitu 100 persen organik. “Timbul jenis ulat pada kompos yang biasanya tidak ada di sini. Menandakan bahwa kompos kita berhasil membusuk dengan baik dan bisa dipakai untuk memupuk tanaman,” jelasnya.
Rumah Kompos UNAIR yang terletak di belakang Gedung Kuliah Bersama (GKB) itu dapat menampung sebanyak 3-4 ton sampah organik. Hingga kini, Rumah Kompos UNAIR telah memproduksi sebanyak 1.95 ton pupuk kompos yang didistribusikan di taman-taman yang ada di UNAIR.
“Sejauh ini kami masih mendistribusikan pupuk untuk dimanfaatkan sendiri. Semoga ke depannya kita bisa memproduksi lebih banyak lagi agar bisa membantu penyediaan stok pupuk di Surabaya,” ujar Ilham. (*)
Penulis: Thara Bening
Editor: Binti Q. Masruroh