UNAIR NEWS – Universitas Airlangga menyediakan sebanyak 1.568 kursi bagi mahasiswa baru jalur mandiri. Jumlah ini sesuai dengan persentase penerimaan mahasiswa baru yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) sebesar 40%, SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) sebesar 30%, dan jalur mandiri sebesar 30%.
Seleksi jalur mandiri UNAIR merupakan kesempatan terakhir bagi pelajar sekolah menengah atas yang ingin menjadi mahasiswa UNAIR untuk tahun ajaran 2016/2017. Sebagaimana yang dilansir di laman Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR, pendaftaran jalur mandiri dilakukan melalui daring (dalam jaringan) di laman http://pendaftaran.unair.ac.id, pada 13 Juni – 14 Juli 2016.
Untuk mendaftar jalur mandiri UNAIR, lulusan sekolah menengah atas sederajat wajib melampirkan ijazah (bagi lulusan tahun 2014 dan 2015, -red), atau surat keterangan hasil ujian nasional bagi lulusan tahun 2016, surat pernyataan kebenaran pengisian biodata pendaftaran daring, surat pernyataan kelengkapan berkas bagi lulusan tahun 2016, surat pernyataan kesanggupan pembayaran uang kuliah tunggal, kartu identitas, dan pas foto terbaru. Calon peserta bisa mengakses berkas surat pernyataan di laman http://ppmb.unair.ac.id/web/site/mandiri.
Pada tahun ajaran 2016/2017, sebanyak lima prodi di UNAIR membuka kelas internasional, yakni Pendidikan Dokter (20), Pendidikan Dokter Gigi (10), Pendidikan Apoteker (10), Pendidikan Dokter Hewan (15), dan gelar ganda Psikologi (10). Khusus untuk warga negara asing, calon peserta harus mendapat rekomendasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia negara asal calon mahasiswa, lulusan SMA sederajat tahun 2014 – 2016, dan memiliki surat keterangan lulus dari kepala sekolah.
Ujian seleksi jalur mandiri dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu IPA, IPS, dan IPC. Calon peserta dikenai biaya pendaftaran sebesar Rp. 300 ribu untuk kelompok IPA dan IPS, dan Rp. 500 ribu untuk kelompok IPC. Sesuai dengan kuota jalur mandiri tahun 2016, UNAIR menyiapkan 713 kursi bagi mahasiswa kelompok prodi ilmu hayati dan kesehatan, 795 kursi bagi kelompok ilmu sosial, dan 60 kursi bagi kelompok mahasiswa PDD (program studi di luar domisili) Banyuwangi.
Terima bidikmisi
Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Sp.PD, K-GH, FINASIM, yang membidangi kegiatan akademik dan kemahasiswaan, mengatakan, tidak ada diskriminasi terhadap calon mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi.
“Yang latar belakang ekonomi kurang mampu, diperbolehkan untuk semua jalur. Ketika secara akademik dia sudah layak lulus dan berhak untuk kuliah di UNAIR, walaupun latarbelakang ekonomi tidak mampu, maka negara akan menggantinya,” tutur Prof. Djoko.
Melengkapi keterangan Wakil Rektor I UNAIR, Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. Hadi Subhan, S.H., M.H., mengatakan kuota Bidikmisi akan dibuka untuk jalur mandiri apabila kuota penerima dari jalur SNMPTN dan SBMPTN belum terpenuhi.
Tahun ini, UNAIR mendapatkan kuota penerimaan mahasiswa Bidikmisi sebanyak 830 orang. Dari jumlah itu, penerima Bidikmisi jalur SNMPTN berjumlah 373 orang. Sedangkan, dari jalur SBMPTN menunggu pengumuman hasil seleksi pada tanggal 28 Juni 2016 mendatang.
“Direncanakan tahun ini, UNAIR membuka kuota Bidikmisi jalur mandiri. Tapi itu masih opsi. Kita melihat kuota dari SBMPTN terlebih dulu, apakah terpenuhi atau tidak. Kalau belum, baru kita susun SOP-nya (standar operasional prosedur) untuk penerima Bidikmisi jalur mandiri. Karena ini baru pertama, jadi kita belum tetapkan hal itu,” tutur Hadi.
Untuk menghadapi ujian seleksi jalur mandiri UNAIR, Prof. Djoko berpesan kepada calon peserta agar mempersiapkan tes sebaik mungkin. “Karena kita ingin mendapatkan talenta-talenta yang bagus, jadi mereka harus mempersiapkan tes sebaik mungkin,” tutur Prof. Djoko. (*)
Penulis : Defrina Sukma S.
Editor : Nuri Hermawan