UNAIR NEWS – Sepanjang tahun 2022 Universitas Airlangga (UNAIR) telah menorehkan berbagai prestasi yang luar biasa. Prestasi UNAIR terus mengalir hingga pengujung tahun. Salah satu prestasi yang diraih adalah jurnal ilmiah milik UNAIR yaitu The Indonesian Journal of Public Health dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) berhasil terindeks Scopus pada Selasa (20/12/2022). Jurnal ini mulai aktif menerbitkan jurnal ilmiah dari tahun 2004 hingga sekarang.
Terindeksnya jurnal dari FKM ini, menambah jumlah jurnal ilmiah milik UNAIR yang terindeks Scopus. “Dengan tambahan dari FKM berarti total UNAIR saat ini punya lima jurnal yang terindeks Scopus,” ungkap Prof Hery Purnobasuki MSi PhD yang merupakan ketua Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI) UNAIR.
Kelima jurnal tersebut antara lain Asian Journal of Accounting Research (AJAR) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan, Jurnal Ners dari Fakultas Keperawatan, Dental Journal dari Fakultas Kedokteran Gigi, dan jurnal ilmiah dari FKM UNAIR tersebut.
“Semoga dua jurnal yang sedang berproses dan tambahan tiga jurnal ilmiah lagi berhasil terindeks Scopus tahun depan,” ucap Prof Hery.
Mekanisme Pengiriman Jurnal Ilmiah
Usut punya usut, proses menciptakan jurnal ilmiah yang dapat terindeks Scopus tidaklah mudah. “Scopus ini indeks tingkat internasional. Kalau dari segi perjalanan jurnal ilmiah, ini puncaknya,” kata Prof Hery.
Dalam prosesnya, jurnal ilmiah dikirimkan secara online namun tidak semua jurnal ilmiah yang dikirimkan berhasil terindeks Scopus. Kegagalan bisa saja terjadi dalam hal ini. Setelah jurnal dikirimkan, pihak Scopus akan mengirimkan balasan serta embargo ketika jurnal ilmiah tersebut tidak sesuai dengan kriteria.
“Perbaikan jurnal ilmiahnya tidak sebentar, ada yang sampai diberi waktu satu atau dua tahun untuk itu,” terang Prof Hery.
Berbagai Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari jurnal ilmiah terindeks Scopus salah satunya adalah membuka peluang lebih lebar bagi instansi untuk menjalin kerja sama dengan berbagai mitra, baik dalam atau luar negeri.
“Kalau sudah terindeks Scopus maka jurnal ilmiah bisa dibaca oleh orang di seluruh dunia. Tidak menutup kemungkinan kalau misal ada mitra luar negeri membaca lalu tertarik dan menawarkan kerja sama,” tutupnya. (*)
Penulis: Icha Nur Imami Puspita
Editor: Binti Q. Masruroh