Universitas Airlangga Official Website

UNAIR Terima Kunjungan Duta Besar Jepang untuk Indonesia

UNAIR Terima Kunjungan Duta Besar Jepang untuk Indonesia
Rektor UNAIR Prof Dr M Nasih SE MT Ak dan Duta besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi. (Foto: PKIP UNAIR)

UNAIR NEWSUniversitas Airlangga (UNAIR) sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di indonesia, terus berkomitmen untuk melakukan kerja sama di berbagai bidang. Dalam rangka mewujudkan hal itu, UNAIR baru saja menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia pada Jum’at (27/09/2024)

Kedatangan HE Masaki Yasushi selaku Dubes Jepang untuk Indonesia mendapat sambutan hangat oleh Rektor UNAIR Prof Dr M Nasih SE MT Ak dan Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Prof Muhammad Miftahussurur dr MKes Sp PD-KGEH PhD FINASIM. Pertemuan ini berlangsung di Lantai 4, Kantor Manajemen Kampus MERR-C UNAIR.

Duta besar Jepang untuk Indonesia juga hadir bersama Director of Political Division, Embassy of Japan Tanaka Motoyasu, dan Consul general Japan in Surabaya Takeyama Kenichi. Turut hadir juga Dekan Fakultas Ilmu Budaya Prof Dr Purnawan Basundoro S S M Hum dan Kepala Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang Nunuk Endah Srimulyani, S.S., M.A., Ph.D 

Prof Nasih mengapresiasi kedatangan Dubes Jepang ke UNAIR. Harapannya, pertemuan kali ini mampu mempererat lagi support dan kolaborasi yang telah terjalin sejauh ini dalam hal pendidikan tinggi dan riset untuk kemajuan negara dan institusi.

“Saya sangat mengapresiasi kedatangan Mr Masaki ke UNAIR, bagi kami Jepang adalah teman baik, dan selalu mendukung program-program kolaborasi untuk kemajuan pendidikan,” ujar Prof Nasih.

(Foto: PKIP UNAIR)

Peningkatan Kolaborasi

Duta besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi menyampaikan apresiasi dan rasa hormatnya kepada sistem pendidikan di indonesia yang semakin baik. Ia mengungkapkan bahwa akan mendukung banyak mahasiswa jepang yang akan datang ke Indonesia karena hal tersebut.

“Kami sangat menghormati dan mengapresiasi perkembangan sistem pendidikan di Indonesia. Maka dari itu kami mendukung penuh student exchange antara Jepang dan Indonesia.” jelasnya.

Masaki juga mengatakan, progam beasiswa dari pemerintah bisa menjadi suatu jembatan yang bagus. Sejauh ini program tersebut selalu berjalan baik untuk meningkatkan kerjasama kedua negara.

Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Prof Muhammad Miftahussurur mengungkapkan bahwa kerjasama dalam bidang kedokteran dan kesehatan sudah berlangsung sangat baik. Prof Miftah ingin kolaborasi pada bidang riset tropical disease dengan Jepang bisa terus berkembang. 

Prof Miftah juga menambahkan bahwa kolaborasi UNAIR dengan Jepang terkait teknologi dan robotika bisa berkembang. Kontribusi UNAIR dalam bidang teknik dan robotik pada dunia saat ini adalah adanya Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM). “Harapan kami bahwa kolaborasi ini bisa makin meluas ke bidang teknologi dan robotika. Kami mempunyai fakultas yang cukup baru yaitu FTMM yang bisa menjadi wadah,” ungkapnya.

Perluas Budaya

Masaki Yasushi juga membuka peluang penelitian dan pertukaran kebudayaan dengan UNAIR. Ia mengungkapkan ingin lebih mempromosikan bahasa jepang di UNAIR. Selain itu, lebih lanjut ia mengutarakan bahwa ingin mempermudah mahasiswa yang ingin mengenal budaya jepang.

“Ada banyak cara untuk lebih mengenal kami dan budaya kami, itu bisa menjadi suatu hal yang baik untuk pertukaran budaya. Tentu kami akan tinjau kembali program student exchange agar itu bisa tercapai” ujarnya.

Prof Miftahussurur juga mengutarakan bahwa saat ini belum ada pusat studi budaya jepang diluar program studi di UNAIR. Ia berharap kolaborasi dengan kedutaan besar Jepang bisa terjalin agar terealisasi adanya pusat studi budaya jepang di UNAIR seperti Taiwan center dan American corner yang sudah ada. Dengan begitu, informasi mengenai negara dan budaya Jepang mampu terhimpun dengan baik. Pada akhir, acara itu ditutup dengan saling bertukar cinderamata UNAIR dan Dubes Jepang. 

Penulis: Ragil Kukuh Imanto 

Baca juga: Pemulangan Cagar Budaya, Peran Akademisi Wujudkan Rekognisi