Universitas Airlangga Official Website

Usung Bleeding Disorder, Tim PKM Tembus Pendanaan

Tim PKM UNAIR (foto pribadi)

UNAIR NEWS – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos pada tahap pendanaan dari Kemendikbud Ristek RI melalui inovasi penanganan bleeding disorder. Mereka adalah Sirojuddin Kholil Muhammad, Ahmad Rizki Nur Permana, Carista Cherys Setianto, Brigade Mahendra Dharmalaksana, Tarrisa Zahira Putri. 

Kelima mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR. Mereka mendapat bimbingan dari Dr. Prihartini Widiyanti drg MKes S Bio CCD selaku dosen dan ahli dalam bidang Biomaterial dan Kesehatan Gigi.

Kelima mahasiswa itu mengangkat penelitian berjudul Inovasi Dental Sponge Hemostatic Agent Antiinflamasi berbasis Kitosan-Gelatin-Ekstrak Kulit Delima (Punica granatum). Tim ini meriset sebuah gangguan pendarahan bagi pasien operasi alveolar gigi. 

Ketua tim PKM Dental Sponge, Sirojuddin menuturkan bahwa riset timnya menggabungkan ekstrak pomegranate dengan Chitosan-Gelatin. Hal itu, ia dan tim lakukan dalam bentuk sponge dental hemostatic agent yang efektif dalam menangani bleeding disorder atau gangguan perdarahan pada operasi alveolar gigi. Ini juga berpotensi sebagai agen hemostatik yang efektif dengan sifat-sifat biokompatibel yang menjanjikan. 

“Dari riset ini harapannya dapat memberikan kontribusi pustaka terkait sponge dental hemostatic agent dari hybrid Chitosan-Gelatin dengan ekstrak pomegranate. Hal itu sebagai alternatif penyembuhan luka gigi dan mulut secara lebih luas,” jelas Mahasiswa Teknik Biomedis UNAIR itu pada Rabu (14/6/2024). 

Sirojuddin juga mengatakan bahwa riset mereka menggunakan uji in vivo dan ekstraksi. Ia berkata bahwa penggunaan uji in vivo dan ekstraksi menjadi tantangan untuk timnya. Sebab mereka belum mendapatkan materi tersebut dalam pembelajaran di bangku kuliah.

“Kendalanya adalah ketika harus menyiapkan sebaik mungkin metode untuk pengajuan Laik Etik. Beberapa kali revisi termasuk penambahan pengamatan mikroskopis menggunakan uji histopatologis. Kemudian juga karena ini benda hidup, tentu rentang waktu pemberiannya juga tidak bisa sembarang, harus tepat waktu,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Sirojuddin berharap agar hasil riset yang timnya lakukan dapat lolos hingga ke PIMNAS dan memenangkan medali emas. Selain itu, ia juga berharap hasil risetnya dapat bermanfaat sebagai produk potensial dalam penanganan bleeding disorder pasca pembedahan pencabutan gigi di masa mendatang.

Penulis: Tim PKM

Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra

Baca Juga: Dosen FKM UNAIR Edukasi Anak SD Surabaya Kenali Gizi dan Dehidrasi