Universitas Airlangga Official Website

Usung Inovasi Ekstrak Daun Gambir, Tim PKM MEDGers Raih Medali Perak PIMNAS

Tim PKM-RE MEDGers raih medali perak kategori presentasi di malam penganugerahan PIMNAS, Jumat (18/10/24) (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 usai terlaksana. Penutupan sekaligus malam penganugerahan berlangsung di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus MERR-C pada Jumat (18/10/24). Universitas Airlangga (UNAIR) sebagai tuan rumah meraih total sepuluh medali dari beberapa kategori. Salah satunya adalah tim MEDGers yang meraih medali perak pada kategori presentasi PKM-RE. Dengan mengusung Inovasi Sediaan Mikrosfer Ekstrak Daun Gambir sebagai Upaya Meningkatkan Potensi Hepatoprotektif terhadap Model Non Alcoholic Fatty Liver Disease. 

MEDGers terdiri atas lima anggota, yakni Fany Zumrotul Faizah (FF), Bahira Aisyah Awahita (FF), Evan Gabriel Nababan (FF), Nabilla Fayza Zahra (FF), dan Maharani Gusti Putri Sinatria (FKp). Fany sebagai ketua kelompok, dalam wawancaranya menjelaskan asal-usul penamaan nama tim mereka. “Itu dari nama inovasi kami, dari Mikrosfer Ekstrak Daun Gambir. Sebenarnya memang MEDG, biar keren kita jadikan MEDGers Team,”ujar Fany.

Inovasi tim ini berfokus pada pengembangan sediaan obat berbahan herbal, yaitu daun gambir yang dikemas dalam bentuk sediaan mikrosfer. “Obat ini nantinya digunakan untuk penyembuhan atau terapi penyakit perlemakan hati akibat diet yang tidak sehat,” ucap Fany.

Tim PKM-RE MEDGers raih medali perak kategori presentasi berfoto dengan dosen pembimbing di malam penganugerahan, Jumat (18/10/24) (Foto: Istimewa)
Tim PKM-RE MEDGers raih medali perak kategori presentasi berfoto dengan dosen pembimbing di malam penganugerahan, Jumat (18/10/24) (Foto: Istimewa)

Keyakinan tim MEDGers untuk fokus memilih inovasi ekstrak daun gambir bermula dari belum tersedianya obat yang terkhusus untuk Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD). “Belum ada statement sampai saat ini terkait obat NAFLD dari food and drug administration. Potensi untuk mengembangkan obat untuk NAFLD masih luas. Itu yang menjadi motivasi kami untuk melanjutkan topik ini ke PKM,” katanya. 

Fany menjelaskan bahwa salah satu usaha timnya untuk sampai sejauh ini adalah mencari bacaan yang sesuai dan mendukung. “Kami mencari literatur-literatur terbaru terkait riset terdahulu mengenai NAFLD dan ekstrak daun gambir”. 

Fany juga menegaskan bahwa sedari awal memang sudah membentuk tim yang memang berminat dalam bidang research cellular and molecular juga berbekal dosen pembimbing yang memang sudah ahli pada bidangnya. Selain itu, Fany dan tim berlatih dengan para dosen mengenai sesi tanya jawab hingga presentasi. 

Rencana Kolaborasi

Melihat penelitian ini yang berfokus pada riset in vivo, Fany menyebutkan butuhnya kolaborasi dengan pihak tertentu. “Karena memang riset kami ini hingga in vivo, namun masih di tahap awal. Tetap perlu kolaborasi dengan pihak tertentu. Khususnya dengan biomedical research group di Fakultas Farmasi,” ujar Fany. 

Dalam wawancaranya di akhir, Fany menjelaskan bahwa terdapat hasil yang cukup signifikan dari penurunan resiko NAFLD. “Semoga sediaan kami bisa dilanjutkan pada riset selanjutnya, khususnya pada aspek toksisitas dan farmakokinetika. Agar lebih menjamin bahwa hasil riset ini bisa lanjut dalam tahap in vivo lanjutan dan uji klinis,” pungkasnya. 

Penulis: Zahwa Najiba Putri Malika

Editor: Yulia Rahmawati