UNAIR NEWS – Dekatkan pelajar dengan tiga pilar Bangun Bahasa, mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) tekankan pengajaran tiga bahasa di SDN Klatak, Kalipuro, Banyuwangi. Mengusung program “Bahasaku”, menjadi program unggulan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN BBK) UNAIR Ke-3, Sabtu (27/08/2023).
Program Bahasaku terselenggara sebagai upaya merealisasikan tiga pilar Bangun Bahasa yang dicanangkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa). Adapun ketiga pilar tersebut; (1) Mengutamakan bahasa Indonesia, (2) Melestarikan bahasa daerah, dan (3) Menguasai bahasa asing.
“Program ini sangat penting untuk direalisasikan, melihat bagaimana pihak sekolah mengaku dalam segi berbahasa, siswa-siswi masing sangat kurang dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, bahkan bahasa daerah,” Ujar Aisyah, selaku ketua kelompok, “selain itu, pihak sekolah mengaku kekurangan pengajar yang kompeten dalam kedua bidang tersebut,” lanjutnya.
Beranggotakan Aisyah Dinda (FEB), Evandri Daksa (FEB), Nandika Az-zarah (FH), Shintya Mutiara (FKH), Narendra Rabbani (FISIP), Syifa Rahmadina (FIB), Kukuh Riyadh (FIB), Aresma Susilawati (FTMM), Farah Nur (FTMM), Siti Mufidah (FIKKIA), sukseskan program unggulan yang telah dirancang.
Belajar Diiringi Bermain
Pada belajar bahasa, baik bahasa Indonesia, daerah, maupun asing, siswa kerap merasa kesulitan sebelum memulai. Hal tersebut biasanya dikarenakan proses belajar yang monoton dan satu arah. Oleh karenanya, dalam menyukseskan program Bahasaku, Aisyah bersama dengan rekannya menerapkan metode fun learning.
“Pada proses pengajaran, kami tidak hanya mengajar biasa, namun kami mengajak siswa untuk berpartisipasi, misal dengan tanya-jawab, kuis berhadiah, hingga praktek secara langsung,” ujar Aisyah selaku ketua.
Selama proses pengajaran, pihaknya mengaku siswa-siswi memiliki antusias yang cukup tinggi. Melalui pola mengajar yang berbeda dan lebih interaktif, memikat para siswa untuk aktif dalam belajar. Tidak hanya berpaku pada buku, soal, dan catatan saja.
Pada pengajaran bahasa Indonesia, pihaknya lebih menekankan bagaimana pengolahan kosa kata pada kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, terdapat pula praktek baca pidato, guna meningkatkan kemampuan membaca bagi para siswa.
“Masih banyak siswa yang membaca secara terbata-bata, ini menjadi urgensi bagi kami. Selain itu, banyak kosa kata umum yang tidak diketahui maknanya oleh para siswa,” terang Aisyah.
Pada bahasa asing dan daerah, Aisyah, dkk melakukan pengajaran bahasa Inggris dan bahasa Jawa dengan mengutamakan pembendaharaan kosa kata untuk para siswa. Pada pembendaharaan kosa kata tersebut, pihaknya mengaku memulai dari kosa kata dasar yang ada disekitar para siswa.
“Kami fokuskan pada pembendaharaan kosa kata sehari-hari, itu juga menjadi titipan dari para guru, karena memang kekurangan tenaga pengajar yang ahli pada kedua bidang tersebut,” jelas Aisyah.
Selama prosesnya, Aisyah dan rekannya sebagai tim pengajar turut mengajak siswa belajar sambil bermain di luar ruangan. Hal tersebut guna membangun suasana belajar yang baru bagi para siswa, sehingga tidak mudah merasa suntuk.
SDN Klatak Mencari Bakat
Sebagai luaran dari proses pengajaran yang berlangsung selama kurang lebih dua pekan lamanya. Pada penghujung kegiatan bidang pendidikan, Aisyah, dkk menyelenggarakan ajang unjuk bakat sekaligus apresiasi bagi para siswa. Kegiatan ini berupa lomba dengan tiga cabang, yakni; membaca puisi, baca pidato, hingga menyanyi dengan bahasa Jawa atau Osing sebagai bahasa daerah yang paling banyak dituturkan di wilayah Banyuwangi.
“Selain guna menemukan bibit berbakat, ini juga kami jadikan sebagai panggung ekspresi dan apresiasi bagi para siswa,” tutup Aisyah.
Reporter: Syifa Rahmadina
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Turunkan Angka Stunting, KKN UNAIR Gelar Sosialisasi Pemenuhan Nutrisi
Optimalkan Kesehatan Masyarakat, Mahasiswa UNAIR Maksimalkan Program TBC Saat KKN