Universitas Airlangga Official Website

Vibe Pilrek UNAIR Terasa Banget

Saya sejak kuliah Fakultas Ekonomi UNAIR tahun 1973 sampai usia diatas 70 tahun di tahun 2025 ini sudah menyaksikan pergantian 11 Rektor. Namun baru di akhir-akhir tahun ini vibe nya atau suasana sebuah pemilihan rektor itu terasa sekali (kata anak-anak muda “terasa banget”). Dalam bahasa gaul, “vibe” berarti suasana, aura, atau energi yang dirasakan dari seseorang, tempat, atau situasi tertentu. Ini bisa menggambarkan perasaan positif atau negatif, dan sering digunakan untuk mengekspresikan kesan atau nuansa yang kuat. 

Dijaman saya kuliah tahun 70-an itu mahasiswa atau alumni secara umum hanya mendengar seorang rektor UNAIR diganti titik. Sekarang dijaman teknologi WhatsApp dan social media ini bertubi-tubi ada pertanyaan atau diskusi dari berbagai grup angkatan maupun alumni menanyakan kapan Pemilihan Rektor UNAIR, siapa saja calonnya, calon mana yang memiliki kapabilitas, siapa yang terpilih dan sebagainya. Civitas Akademika UNAIR dimanapun berada lalu “ngonceki” (meneliti) profil masing-masing calon Rektor baik academic records-nya maupun pengalamannya.

Semua keinginan tahu diatas sebenarnya menunjukkan perhatian semua civitas akademika UNAIR terhadap perjalanan Almamaternya. Bahkan pihak external UNAIR pun seperti partai politik, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan dan sebagainya menaruh perhatian yang serius tentang siapa yang akan menjadi rektor UNAIR. Maklum UNAIR yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri tertua di Indonesia akhir-akhir ini perjalanannya melejit. Dibawah kepemimpinan Prof Nasih sebagai Rektor, UNAIR sudah mampu meraih ranking 308 dunia.

Alhamdulillah setelah melalui beberapa sequence atau tahapan tata cara Pemilihan Rektor itu, pihak Majelis Wali Amanat (MWA) UNAIR sesuai dengan tugasnya berdasarkan Statuta Universitas Airlangga pada tanggal 5 Mei 2025 merampungkan proses akhir Pemilihan Rektor. Hasilnya Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin terplih sebagai Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) periode 2025-2030.

Prof Madyan yang angkatannya di FE UNAIR selisih 19 tahun dengan saya itu terpilih lewat proses pemilihan, mulai dari penjaringan, uji masyarakat kampus, hingga rapat pleno Majelis Wali Amanat (MWA). Penetapan tersebut berlangsung dalam rapat pemilihan rektor oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UNAIR pada Senin (5/05/2025).

Ketua Majelis Wali Amanat UNAIR, Prof (HCUA) Dr H Sunarto SH MH mengatakan bahwa keputusan itu diambil berdasarkan pemungutan suara MWA UNAIR terhadap tiga calon rektor yang sudah terjaring sebelumnya di tingkat Senat Akademik UNAIR.

Dari total 30 anggota MWA, sebanyak 27 memberikan suara, sedangkan 3 anggota tidak hadir. “Hasil pemungutan suara menunjukkan Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin memperoleh dukungan terbanyak dengan 13 suara, disusul Prof Dr Koko Srimulyo Drs MSi dengan 9 suara, dan Prof Dr Dwi Setyawan SSi MSi Apt dengan 4 suara. Satu suara tercatat sebagai abstain,” ungkapnya.

Alhamdulillah juga proses panjang Pemilihan Rektor UNAIR itu berjalan dengan lancar dan damai tanpa ada gejolak yang serius. Kalau toh ada berbagai pendapat tentang kapabilitas calon rektor itu wajar karena demikianlah proses demokrasi itu.

Saya secara pribadi mengenal tiga calon rektor yang masuk pada proses akhir pemilihan rektor tersebut dimana ketiga-tiganya merupakan kader Universitas Airlangga yang terbaik dan sudah mempunyai track records yang baik dalam kontribusinya membangun Almamater ini.

Perlu diingat kalau Prof Madyan yang akhirnya terpilih menjadi Rektor itu bukan hanya karena proses demokrasi di Majelis Wali Amanat UNAIR yang berjalan dengan baik, namun yang lebih penting – garis keputusan Allah SWT lah yang menjadikan Prof Madyan akhirnya yang terpilih.

Kita semua civitas akademika UNAIR dimanapun berada tentu mengucapkan selamat kepada Prof Madyan sambil mendoakan agar Allah SWT menganugerahinya kekuatan untuk mengemban amanat mulia membangun dengan mengembangkan Universitas Airlangga yang kita cintai ini kearah yang lebih baik.