Universitas Airlangga Official Website

Voluntary Local Review, Cara Unik Ceritakan Kisah Kabupaten/Kota di Panggung Global

Rachman saat membahas Voluntary Local Review (Foto: PKIP UNAIR)
Rachman saat membahas Voluntary Local Review (Foto: PKIP UNAIR)

UNAIR NEWS – Hari kedua pelaksanaan Training of Trainers (ToT) oleh SDGs Center berlangsung lancar dengan antusiasme dari Akademisi UNAIR. Sebelumnya, pada hari pertama Training of Trainers (ToT), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memberi materi mengenai Metadata Indikator dan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD SDGs).

Hari kedua ini terlaksana pada Selasa (22/7/25) di Ruang Bayu Kirana, Airlangga Convention Center, Kampus MERR-C UNAIR. Materi pertama pada hari kedua ToT disampaikan oleh Asmen Pilar Lingkungan, Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Fitriyani Yasir. Materi yang dibawakan mengenai Mentoring, Evaluasi, dan Pelaporan SDGs.

Fitriyani menyampaikan dalam pelaporan SDGs, peran pemerintah daerah sangat penting. Pemerintah daerah bertugas menyampaikan serta memperkuat kerja sama dalam penyusunan laporan SDGs, kerja sama ini menyangkut akademisi, filantropi, dan bisnis,

Fitriyani Yasir saat menerangkan Form Matrix (Foto: PKIP UNAIR)
Fitriyani Yasir saat menerangkan Form Matrix (Foto: PKIP UNAIR)

Penyusunan laporan terkadang juga memiliki kendala. Menurut Fitriyani, kendala yang sering dialami terjadi jika ketersediaan data ada pada akhir tahun, sehingga pada awal tahun datanya masih diolah. Masalah ketersediaan data yang mepet dengan akhir tahun dapat teratasi dengan meminta laporan tidak terlalu mendesak. 

Selain itu, terdapat pula perubahan pada bentuk laporan yang dahulu terlalu banyak narasi. “Dahulu isi laporan cenderung narasi panjang yang akan membuat pembaca kurang memahami isi dari laporan tersebut. Sehingga sekarang lebih diarahkan dengan laporan yang memiliki banyak infografis yang memudahkan pembaca,” tuturnya. 

Lalu, isi laporan pemantauan dan evaluasi juga termasuk ke dalam kebijakan strategis serta upaya yang dilakukan untuk menghadapi tantangan daerah. Laporan SDGs juga menjadi kertas kerja masing-masing provinsi sebagai bantuan untuk melihat diri sendiri.

Selain itu, ToT hari kedua juga membahas penyusunan voluntary local review (VLR). Manager Pilar Pembangunan Lingkungan, Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Rachman mengatakan bahwa yang awalnya hanya dua daerah, saat ini sudah terdapat sepuluh daerah yang menyetorkan VLR pada tahun 2024. Selain itu, Indonesia adalah salah satu yang terbaik didunia untuk pelaporan tujuan 16. 

VLR merupakan alat untuk menyebarluaskan laporan pencapaian SDGs provinsi dan kabupaten/kota ke khalayak internasional. “VLR adalah cara yang unik untuk menceritakan kisah kabupaten/kota di panggung global,” ucapnya. 

Lebih lanjut, Rachman menyampaikan terdapat empat pesan kunci dari VLR yang harus ditanamkan. “VLR memiliki empat kunci. Yakni VLR merupakan sebuah proses, alat refleksi capaian, alat mendorong kebijakan berbasis bukti serta mendorong pemerintah daerah terlibat pencapaian global,” jelasnya. 

Penulis: Rizma Elyza

Editor: Yulia Rohmawati