Universitas Airlangga Official Website

Wasiat Bapak Antarkan Rama Jadi Awardee LPDP

Rama, alumnus FST UNAIR yang raih LPDP. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Rama, alumnus FST UNAIR yang raih LPDP. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWSBeasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menjadi salah satu beasiswa pilihan utama pelajar Indonesia guna melanjutkan pendidikan tinggi. Seperti halnya kisah Ramadhani Jaka Samudra alumnus S1 Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR.

Rama memiliki kesungguhan mengenai isu kesehatan dan lingkungan. Hal inilah yang mendorongnya untuk studi lanjut dan menjadi aktivis sosial di yayasan yang ia rintis @abdinesie. Ia kembali melanjutkan studi S2 Kesehatan Lingkungan UNAIR dengan beasiswa LPDP. Pendaftar beasiswa itu kurang lebih mencapai 15 ribu orang setiap tahunnya. 

Bukan tanpa alasan, Rama memilih beasiswa dalam negeri. Lantaran, hal ini sebagai wasiat dari almarhum ayahnya yang berpulang selang satu minggu selepas wisuda sarjananya. Dengan modal doa dan restu orangtua, proses panjang berhasil ia lalui selama seleksi.

“Sedari dulu, saya sepakat dengan diri saya. Saya harus ber-diaspora, baik akademik maupun karir dalam jangka waktu yang tidak lama dari masa lulus. Sebab itu juga berpengaruh pada perangkingan kampus,” ujar Rama yang juga mantan wakil BEM UNAIR 2022.

Proses Seleksi

Mantan wakil BEM UNAIR itu mengaku telah menyiapkan beasiswa studi lanjut sejak Desember, kemudian submit administrasi Februari. Lalu seleksi bakat skolastik pada April. Ia pun menegaskan setiap kategori penerima beasiswa (awardee) LPDP beda-beda setiap tahapannya. 

“Maret, niatnya tes masuk UNAIR gelombang 1, tetapi tidak jadi. Sebab, sedang berduka ayah meninggal, sehingga bergeser April yang gelombang 2.  Karena saya kategori calon awardee yang belum dapat kampus, sehingga tanpa Letter of acceptance (LoA) atau surat yang dikeluarkan oleh universitas kepada calon mahasiswanya,’’ paparnya.

Selain itu, terdapat tahap wawancara. Dalam tahap ini, calon awardee ditantang mengenai pola pikir strategis, kepercayaan diri, dan daya resiliensi. “Bukan nanya nilai IP atau teori bahkan  bukan judul tesis yang saya ajukan. Tapi lebih kepada karakter dan nilai-nilai yang saya pegang,’’ kata Rama.

Strategi

Rama tak menyangka di balik pertanyaan wawancaranya ternyata mendapat score nyaris sempurna 981/1000. Strategi yang ia gunakan yakni mentoring belajar dari alumni awardee dan kedisiplinan  recall materi secara mandiri.

Ia pun mengungkap komitmennya selepas studi S-2, yakni menyelesaikan permasalahan daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) mengenai pengelolaan lingkungan. Pasalnya, tidak ada sistem sanitasi yang baik sehingga beberapa masyarakat 3T langsung membuah sampah ke sungai bahkan laut. Baginya, melalui perannya sebagai akademisi, nantinya, riset-riset yang ia garap bisa memberikan rekomendasi kebijakan untuk pemerintah. 

Dalam hal ini, Rama mengungkap dari 275 juta penduduk Indonesia, ternyata hanya 0,3 persen yang melanjutkan studi S2. Sementara, untuk menyambut era bonus demografi 2045, selain infrastruktur perlunya membenahi kualitas SDM juga. “Oleh sebab itu, bagi teman-teman yang memiliki intensi untuk lanjut S2, tetapi keterbatasan ekonomi, saya rasa tidak perlu mengkhawatirkan itu, sebab sudah banyak peluang beasiswa yang tersajikan. sehingga tentang bagaimana kemauan belajar teman-teman,’’ tuturnya.

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Khefti Al Mawalia