Universitas Airlangga Official Website

Waspada Kanker Serviks, Mahasiswa Kebidanan Ciptakan CERVIVA

Sely Novita dan Tim, Pencipta CERVIVA Test (Foto: Istimewa)
Sely Novita dan Tim, Pencipta CERVIVA Test (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Dalam rangka mewaspadai kanker serviks, mahasiswa kebidanan Universitas Airlangga (UNAIR) ciptakan CERVIVA (Cervix Visualisasi IVA Test). CERVIVA merupakan alat peraga berbentuk serviks atau mulut rahim yang dirancang untuk edukasi/penyuluhan dan simulasi pemeriksaan IVA. 

“Alat ini kami rancang untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang proses pemeriksaan IVA yang merupakan metode deteksi dini kanker serviks,” ujar Sely Novita, penggagas CERVIVA kepada UNAIR NEWS, Selasa (25/6/2024).

Tidak sendiri, Sely menggagas CERVIVA bersama timnya yang beranggotakan Khatarina L, Adja, Fahriza Zevilianti, Marlia Rosfiatini, Imelda Yovita Mau, Linda Sri Rahayu, Marlita Mustika Sari, Siti Lutfia, dan Rimbani Dwi Irnasih. CERVIVA bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dalam melakukan deteksi dini kanker serviks dengan IVA test. 

 CERVIVA Test Karya Mahasiswa Kebidanan UNAIR (Foto: Istimewa)
CERVIVA Test Karya Mahasiswa Kebidanan UNAIR (Foto: Istimewa)

Harapannya, CERVIVA dapat meningkatkan kesadaran, kesiapan, dan kepercayaan diri perempuan. Khususnya dalam melakukan deteksi dini kanker serviks, sehingga angka kematian akibat penyakit itu dapat ditekan.

“Jadi, memang alat ini memberikan representasi visualisasi yang jelas dan nyata tentang bagaimana prosedur pemeriksaan dilakukan. Alat ini juga bisa membantu sasaran memahami langkah-langkah yang terlibat dalam pemeriksaan IVA test, serta pentingnya deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan ini,” imbuhnya.

Inovasi CERVIVA menggunakan bahan sederhana  dengan menjahit secara manual oleh kelompok. Inovasi CERVIVA tidak hanya memberdayakan limbah fesyen melalui upcycle menjadi produk edukasi yang bermanfaat. Akan tetapi juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan. “Bagian cervix-nya, kami menggunakan limbah fesyen seperti kain atau pakaian yang sudah tidak terpakai,” jelas Sely. 

Sely melanjutkan, inovasi tersebut tidak hanya menghasilkan alat peraga yang dapat membantu meningkatkan pemahaman sasaran, tetapi juga memberdayakan limbah fashion dengan melakukan upcycle. Menurutnya, penggunaan limbah fesyen tidak hanya bisa mengurangi jumlah limbah tekstil, tetapi juga mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. 

“Dengan demikian, CERVIVA tidak hanya menjadi alat peraga yang bermanfaat secara edukatif. Tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan melalui praktik pengelolaan limbah yang bijaksana,” tambahnya.

CERVIVA adalah inovasi berupa alat peraga yang terdiri dari dua bagian utama. Pertama, pantom vagina yang dibuat sendiri dengan cervix di dalamnya yang dapat dimasukkan spekulum. Kedua, sebuah papan beragam serviks hasil pemeriksaan IVA test mulai dari yang negatif hingga kondisi cervix yang berisiko terkena kanker serviks.

“Penggunaannya sangat mudah, cukup dengan memperagakan prosedur pemeriksaan IVA test menggunakan pantom vagina tersebut dan menjelaskan kemungkinan hasilnya,” tutur Sely.

Penulis: Rosita

Editor: Yulia Rohmawati