UNAIR NEWS – Kehilangan sesuatu yang berharga dapat menciptakan rasa kedukaan. Tanpa adanya penanganan yang tepat maka rasa berduka ini bisa semakin parah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan webinar Airlangga Safe Space pada Sabtu (23/11/2024).
Psikolog klinis, Deacy Anindya Putri M Psi menyampaikan bahwa kedukaan adalah sebuah perasaan emosional yang muncul karena adanya kehilangan akan seseorang ataupun benda yang berharga. Perasaan kehilangan ini menjadi sebuah kondisi emosional yang dapat menguras emosi. “Dapat dalam bentuk penyangkalan, rasa shock, rasa marah, hingga mengalami perasaan hampa,”terangnya.
Dampak Keberdukaan
Deacy berpendapat bahwa penting bagi seseorang untuk mengidentifikasi perasaan masing-masing agar tidak terjadi efek keberdukaan yang berlebihan. Melalui webinar Airlangga Safe Space, Deacy menjelaskan apabila seseorang tidak memahami perasaan keberdukaan ini, maka orang tersebut akan mengalami perasaan sedih yang berlebihan.
“Ketika kedukaan ini tidak kita sentuh oleh diri kita, kita bisa mengalami Complicated Grief/Prolonged Grief Disorder (PGD). Ini terjadi ketika tidak ada dukungan saat kita mengalami kedukaan, hal ini akan membuat datangnya kerinduan secara intens,” ungkapnya.
Peristiwa kedukaan ini dapat terjadi dalam jangka waktu tertentu tergantung dari masing-masing orang. Menurut psikolog klinis keberdukaan juga dapat berlangsung dengan jangka waktu seumur hidup, hal ini karena proses mengingat dapat menimbulkan kembali perasaan berduka. “Peristiwa berduka bisa terjadi seumur hidup, hal ini dikarenakan prosesnya ketika kita mengingat kita akan menangis, tetapi selama jangka waktu itu masih dapat berinteraksi dengan orang lain berarti masih wajar.” jelasnya.
Kelola Emosi Saat Berduka
Menurut Deacy pengelolaan emosi penting ketika seseorang mengalami kedukaan. Hal ini membuat seseorang dapat mengidentifikasi, mencari, dan mengungkap emosi yang ia rasakan. “Regulasi emosi penting karena kita bisa mengetahui emosi kita penting dan kita dapat mencari tahu untuk mengungkapkan emosi yang kita rasakan,”tuturnya.
Selain itu, memiliki support sistem dalam masa kedukaan menjadi sebuah hal penting. Hal ini penting karena dengan memiliki pegangan bisa membuat seseorang mudah mengatasi kehilangan. “Mendapatkan support sistem dalam kedukaan itu penting karena ketika kehilangan kita butuh pegangan sehingga saat kehilangan kita dapat mengatasi kehilangan,” lanjutnya.
Kemudian, adapun mengenali sebab dari kehilangan sehingga kita dapat mengambil hikmah atau sisi positif dari peristiwa kehilangan yang terjadi. Setelah hal tersebut kita dapat melakukan netralisir emosi ketika kita mengingat akan peristiwa kehilangan. “Ketika kita mengingat mendiang dan merasa kedukaan kembali, kita dapat melakukan netralisir emosi dengan mengatur pernafasan,”jelasnya.
Penulis : Ahmad Hanif Musthafa
Editor : Edwin Fatahuddin