Universitas Airlangga Official Website

Webinar Bakti Sosial FK UNAIR Bahas Tips Sehat Konsumsi Junk Food

dr Akbar Ghaus pada gelaran webinar CLONIDINE yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran UNAIR. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Junk food telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia dewasa ini. Menawarkan kemudahan dalam mengonsumsi makanan, junk food menjadi alternatif konsumsi ditengah kesibukan sehari-hari. Belum lagi kelezatan yang ditawarkan junk food yang menjadikan jenis makanan ini menjadi primadona bagi masyarakat luas.

“Mengonsumsi junk food selalu terasa enak karena usus kita bereaksi terhadap gula. Hal ini menyebabkan sistem vagal memberikan sinyal ke otak untuk memproduksi hormon dopamin,” jelas dr Akbar Ghaus pada gelaran webinar CLONIDINE yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Minggu (22/5/2022).

Ia menjelaskan bahwa konsumsi junk food terlalu sering tentunya tidak baik bagi kesehatan tubuh. Pasalnya, junk food cenderung memiliki kadar gula, kalori, dan lemak yang tinggi. Selain itu, lanjutnya, jenis makanan ini memiliki kandungan vitamin dan mineral yang rendah pula. 

Junk food pun juga dapat menjadi sumber berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, serta penyakit pembuluh darah,” jelasnya.

Selanjutnya, dr Akbar juga menjelaskan bahwa tidak serta merta jenis makanan harus dihindari sepenuhnya. Menurutnya, junk food tetap dapat dikonsumsi dengan memperhatikan asupan kalori tubuh per hari.

“Junk food dapat dikonsumsi di akhir hari ketika kebutuhan kalori tubuh belum mencukupi. Junk food juga dapat dikonsumsi ketika kita membutuhkan EPB (Emergency Performance Boost) misal saat sibuk dengan kegiatan sehari-hari,” terang dr Akbar. 

Alumni Fakultas Kedokteran UNAIR itu juga mengungkapkan bahwa junk food dapat dikonsumsi saat secara mental kita memiliki hubungan yang kurang baik dengan makanan. Selanjutnya, dr Akbar menyarankan agar kita membatasi konsumsi junk food yaitu sebesar 20% dari total kalori yang kita konsumsi per hari.

“Lebih baik juga buat kita mengalokasikan 20% ini daripada ditumpuk di akhir minggu atau menunggu bom kelaparan meledak,” ungkap praktisi kebugaran yang juga seorang konten kreator ini. 

Pada akhir, ia juga menyarankan agar orang-orang yang mengonsumsi junk food berfokus pada micro nutrient seperti konsumsi hidrasi, mineral, dan serat. Selain itu, perlu juga fokus pada konsumsi total kalori dalam sehari. 

“Misal harus mengkonsumsi junk food, tingkatkan makanan tinggi tryptophan saat malam hari seperti dada ayam, kentang, susu, labu, biji bunga matahari, serta rumput laut,” pungkas dr Akbar.

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Nuri Hermawan