UNAIR NEWS – IPSY FAIR 2022 mengadakan webinar bertajuk Get A Peace of Mind: Less FOMO & Anxiety, Level Up Your Healthy Mind pada Sabtu (5/11/2022). Gelaran yang merupakan salah satu program kerja SKI Fakultas Psikologi Universitas Airlangga ini turut mengundang Zahwa Islami SPsi sebagai pembicara webinar.
Webinar ini salah satunya membahas mengenai fenomena FOMO (Fear of Missing Out) utamanya pada remaja. Seperti yang telah kita ketahui, masifnya penggunaan media sosial menyebabkan berbagai dampak psikologis pada penggunanya salah satunya adalah fenomena FOMO.
“FOMO adalah perasaan cemas yang muncul karena menyadari bahwa diri sendiri lebih tertinggal dan dikucilkan oleh orang-orang di sekitar,” terang Zahwa. Fenomena FOMO ini sendiri, lanjutnya, lebih dirasakan dampaknya pada remaja utamanya pada remaja perempuan.
“Perempuan lebih membutuhkan menjadi bagian dari sebuah relasi dibandingkan laki-laki. Hal ini menyebabkan perempuan cenderung menggunakan media sosial dan mengalami FOMO,” ungkap mahasiswa Magister Psikologi Profesi Klinis di Universitas Gadjah Mada ini.
Fenomena FOMO ini erat kaitannya dengan konsep real self dan actual self dalam psikologi. Real self adalah kondisi individu saat ini termasuk apa yang sedang diusahakan, dipikirkan, dan dirasakan. Sedangkan, actual self mengacu pada standar pencapaian yang diberikan oleh diri sendiri sehingga kita merasa harus ‘berhasil’ dan mencapai titik itu. Kesenjangan antara real self dan actual self inilah yang memunculkan perasaan FOMO pada individu.
“Fenomena FOMO juga berkaitan dengan perasaan menjadi bagian dari suatu kelompok dan usaha seseorang membangun relasi interpersonal yang stabil. Ini juga berasosiasi dengan pengalaman hidup dan perasaan negatif terhadap suatu relasi,” papar Zahwa.
Guna mereduksi perasaan FOMO, dalam kesempatan ini Zahwa menyarankan agar kita mampu menciptakan tujuan dan batasan dalam bersosialisasi. “Kalau misal mau buka medsos, coba pikirkan mau ngapain kita buka medsos dan berapa durasi yang kita butuhkan,” terangnya.
Mengetahui batasan diri juga dapat menjadi cara untuk mengurangi perasaan FOMO. “Ketahui batasan diri terhadap sebuah situasi atau permasalahan yang menguras emosi, finansial, kognitif, bahkan fisik agar kondisi diri tetap seimbang,” tutup Zahwa. (*)
Penulis: Agnes Ikandani
Editor: Binti Q. Masruroh