Universitas Airlangga Official Website

Wisma Jerman Gandeng Perpustakaan UNAIR Gelar Peluang Karier di Jerman

Siti Aminah memaparkan peluang karier di Jerman dalam acara Deutsch NextGen pada Selasa (27/2/2024) di Ruang Parlinah, Perpustakaan UNAIR Kampus B Dharmawangsa (Sumber Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Perpustakaan Universitas Airlangga menjalin kerja sama dengan Wisma Jerman. Melalui kerja sama tersebut terselenggara Deutsch NextGen “Jelajahi Peluang Menarik untuk Berkarier di Jerman” yang kedua kalinya pada Selasa (27/2/2024). Acara tersebut memberikan informasi sistem bekerja di Jerman bagi pencari kerja yang memiliki minat di sana.

Deutsch NextGen menghadirkan secara langsung Siti Aminah selaku Konsultan Perpustakaan Jerman di Wisma Jerman. Bertempat di Ruang Parlinah, Perpustakaan UNAIR Kampus B Dharmawangsa dia memberikan penjelasan terkait peluang karier di Jerman.

“Jerman sedang melakukan impor tenaga kerja ke negara-negara dunia ketiga. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai peluang supaya penduduknya bisa melamar kerja ke sana karena banyak perusahaan membuka rekrutmen,” terangnya.

Lebih lanjut Siti Aminah menjelaskan bahwa Jerman membutuhkan sebanyak 146 ribu tenaga kerja dari negara-negara yang termasuk dalam bagian negara dunia ketiga. Kebutuhan Jerman untuk merekrut tenaga kerja itu berlangsung sampai tahun 2060.

“Pemerintah Jerman memerlukan 146 ribu tenaga kerja ahli yang dapat bekerja secara profesional. Kebutuhan dalam jumlah banyak itu menjadi peluang bagi kita (Warga Negara Indonesia) untuk mengambil kesempatan yang ada,” ungkapnya.

Selain itu, Siti Aminah menambahkan bahwa syarat utama melamar kerja di Jerman adalah penguasaan bahasa Jerman pada level B1 atau C1 (khusus pekerja bidang kesehatan). Baginya apabila syarat itu terpenuhi maka dapat mengajukan lamaran kerja.

Selain menerangkan peluang karier, tidak lupa Siti Aminah memberikan penjelasan terkait benefit yang bisa diperoleh ketika bekerja di Jerman. Dia menyebutkan kualitas kerja di sana lebih mementingkan produktivitas daripada aspek lain. Oleh karena itu, tambahnya, sistem kerja di sana termasuk dalam kategori sangat baik.

“Rata-rata jam kerja di Jerman adalah 8 jam kerja dan 30 menit istirahat per hari untuk 5 hari kerja. Jam kerja tersebut menuntut pekerja supaya bisa lebih produktif. Bahkan sekarang Jerman mulai menerapkan sistem 4 hari kerja dalam seminggu,” tuturnya.

Jam kerja yang sedikit bukan berarti beban kerja tergolong mudah. Menurut Siti Aminah pekerjaan di sana memiliki standar kerja internasional. Oleh karena itu, lanjutnya, perusahaan di Jerman selalu mencari pekerja ahli yang memiliki studi dan pengalaman sesuai bidang yang dibutuhkan.

Penulis: Iratri Puspita

Editor: Nuri Hermawan