Universitas Airlangga Official Website

Workshop ATAVI-BPBRIN Paparkan Peluang dan Tantangan serta Tips Bangun Start Up Halal

UNAIR NEWS – Airlangga Start Up and Inovation (ATAVI) di bawah naungan Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar workshop dan mentoring. Kegiatan itu bertajuk Peluang dan Tantangan serta Kesiapan Bisnis Halal bagi Start Up. Workshop dan mentoring itu berlangsung di Majapahit Hall, Gedung ASEEC Tower, Kampus Dharmawangsa-B, Universitas Airlangga, Rabu, (15/5/2024).

Hadir dalam kegiatan itu, Assoc Prof Dr Marissa Grace Haque SH MHum MBA MH Msi, selaku dosen Indonesia Banking School. Marissa aktif berkecimpung dalam penelitian manajemen halal dan gaya hidup Islami. Turut hadir dalam workshop, Prof Dr Muhammad Nafik Hadi Riyandono SE MSi yang sekaligus membuka acara tersebut. 

“Makanan dan segala hal yang dikonsumsi dengan halal, itu fid dunya wal akhirah, baik untuk kesehatan di dunia, dan berguna, membawa pahala di akhirat. Jadi apa yang akan disampaikan Bu Marissa ini sangat berguna untuk kita di masa sekarang dalam mengembangkan startup maupun bisnis yang dapat terjamin kehalalannya,” tutur Prof Nafik.

Berdasarkan data terkini, jumlah masyarakat muslim di dunia telah mencapai lebih dari dua Menurutnya, hal itu menjadi peluang yang besar untuk mengisi gap perekonomian yang ada. Startup halal dapat mengisi kekosongan kebutuhan produk halal dengan memanfaatkan lini bisnis digital. 

Namun, perkembangan startup halal, terutama di Indonesia mengalami beberapa tantangan yang disebabkan karena regulasi dan eksekusinya yang masih belum masif dan signifikan. “Menurut undang-undang nomor 33 2014, per 17 Oktober 2014 seharusnya sudah mencapai 10 juta sertifikasi halal. Tapi nyatanya, target tersebut masih belum tercapai,” ungkap Marissa.

Percepatan status halal bagi UMKM akan lebih mudah dijalankan apabila terdapat edukasi yang lebih merata dan pendampingan akan sertifikasi halal bagi UMKM. Kesiapan pemilik bisnis mengenai kehalalan bagi produknya sehingga tidak menimbulkan production stuck juga berpengaruh terhadap percepatan status halal UMKM.

Dalam workshop tersebut, Marissa memaparkan beberapa titik kritis akan kehalalan produk yang terdiri dari lima hal, yakni dzat, proses, logistik, deliver, dan display. 

Selain menjelaskan mengenai peluang dan tantangan, Marissa membeberkan langkah-langkah taktis dalam membangun sebuah bisnis startup halal. Langkah pertama adalah membangun ide bisnis dan membentuk tim yang komprehensif dan kompeten. 

Selanjutnya, penting untuk mendefinisikan hipotesa dari bisnis yang dibuat, apakah bisnis tersebut memenuhi gap yang ada atau tidak. Terakhir, setelah mendefinisikan ide hingga hipotesa, seorang pebisnis harus memetakan market fit dan kesesuaiannya dengan target dan demand pasar. 

Penulis : Febriana Putri Nur Aziizah

Editor : Khefti Al Mawalia