Universitas Airlangga Official Website

Wujudkan Akselerasi Akademik Unggul, UNAIR Gelar Tes untuk Mahasiswa Baru

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan serangkaian tes untuk mahasiswa baru yang diterima melalui jalur SNBP. Tes itu berlangsung pada 27 Mei 2024 hingga 1 Juni 2024. Tercatat 1874 mahasiswa mengikuti tes, terdiri dari 1453 mahasiswa S1, 298 mahasiswa D4, dan 123 mahasiswa D3.

Rangkaian tes ini mencakup tiga jenis tes yang dilaksanakan di tiga lokasi berbeda. Tes kesehatan dilakukan di ruang MCU lantai 3 Rumah Sakit Universitas Airlangga. Sementara itu, tes asesmen berlangsung di Gedung ASEEC UNAIR, ruang Ternate Lantai 1. Terakhir, tes ELPT diadakan di Ruang Tarumanegara Lantai 5 Gedung ASEEC.

Dilansir dari wawancara, Prof Dr Sukardiman MS Apt, Direktorat Pendidikan UNAIR, mengungkapkan bahwa tes itu bertujuan untuk mendukung akselerasi dalam meningkatkan kemampuan akademik dan soft skill mahasiswa.

Prof Sukardiman menyatakan bahwa tes kesehatan bertujuan untuk memastikan semua maba UNAIR sehat secara jasmani. “Terdiri dari serangkaian tes kesehatan dasar. Di antaranya, tes antropometri, cek tekanan darah, pemeriksaan telinga, dan pengukuran tinggi badan. Sehingga ketiga rangkaian tes ini berguna untuk menjamin kegiatan pembelajaran tanpa gangguan,” ungkapnya. 

“Selain itu, mahasiswa juga mengikuti tes mata dan buta warna sebagai persyaratan masuk dalam 30 prodi di UNAIR. Tes ini untuk memastikan agar mahasiswa rumpun kesehatan dan teknik tidak mengalami kendala saat melaksanakan praktikum nantinya,”imbuh Prof Sukardiman. 

Prof Sukardiman menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki kendala pada kesehatan mata, akan dipertimbangkan berdasarkan kebijakan dari masing-masing program studi. Bagi mahasiswa kesehatan dan teknik yang mengalami buta warna parsial, akan dialihkan ke prodi serupa yang tidak mensyaratkan bebas buta warna. 

Sedangkan untuk mahasiswa yang mengalami buta warna total, akan dianjurkan untuk beralih ke program studi di rumpun sosial humaniora. Jika mahasiswa tidak bersedia, maka statusnya akan dinyatakan gugur sebagai mahasiswa UNAIR.

Selain itu, para mahasiswa UNAIR juga perlu mengikuti tes asesmen untuk mengukur kesiapan belajar mahasiswa. Menurut Prof Sukardiman, tes ini dilangsungkan untuk mengetahui kondisi mental mahasiswa UNAIR.

Tidak hanya itu, tes asesmen juga berguna untuk mengetahui karakter belajar mahasiswa. Hal itu berguna untuk memastikan mahasiswa dapat menikmati proses pembelajaran di kampus tanpa ada tekanan. 

“Jika ada masalah terkait kepribadian atau metode belajar mahasiswa dalam hasil asesmen, mereka akan mendapatkan pendampingan dan perhatian khusus. Dosen wali juga dapat mengakses hasil asesmen untuk memantau perkembangan mahasiswa,” ujarnya. 

Tidak hanya kesehatan dan mental, UNAIR juga menyiapkan tes ELPT. Hal itu dilakukan untuk mengukur kemampuan bahasa inggris mahasiswa yang menjadi syarat wajib kelulusan nantinya. 

Dalam hal ini, mahasiswa UNAIR harus memiliki skor minimal 450. Sedangkan, khusus prodi Bahasa dan Sastra Inggris, mahasiswa harus memiliki skor minimal 550. 

Prof Sukardiman menuturkan bahwa tes itu juga untuk memitigasi mahasiswa yang tidak mencapai skor minimum. “Jika nanti ada mahasiswa yang tidak memenuhi minimum skor, nanti akan diberikan pelatihan oleh Direktorat Pendidikan dan Pusba Mulya UNAIR. 

Pelatihan ini nanti akan berbentuk short course dan program ujian secara mandiri gratis,” ulasnya. 

Prof Sukardiman menegaskan, bagi mahasiswa yang telah mendaftar pelatihan dan tidak mengikuti rangkaian program dengan tuntas, nanti akan diberikan sanksi. Maka dari itu, kursus ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa UNAIR yang berkomitmen penuh.

Prof Sukardiman berharap, para maba UNAIR dapat mencapai prestasi akademik dan memiliki soft skill melalui serangkaian tes yang komprehensif. Ia juga berharap mahasiswa UNAIR akan mampu bersaing di tingkat nasional dan global.

Wahyuni, salah satu maba D4 Teknologi Rekayasa dan Instrumen Kontrol, menilai bahwa pelaksanaan tes yang berlangsung cukup koperatif. Sehingga, para peserta tidak perlu menunggu terlalu lama. Menurutnya, para petugas juga ramah dan sangat membantu saat mengalami kendala selama tes. 

Lebih lanjut, Wahyuni menuturkan telah melakukan berbagai persiapan agar lolos seleksi. “Prodi saya memiliki persyaratan bebas buta warna, maka dari itu saya sering mengonsumsi wortel dan menggunakan kacamata anti radiasi saat menggunakan gadget,” ujarnya. 

Sedangkan untuk tes kepribadian dan ELPT, Wahyuni mempelajari berbagai soal-soal latihan yang pernah diikuti selama sekolah. Selain itu, ia juga mengikuti berbagai simulasi tes di platform online

Wahyuni berharap seluruh hasil tesnya dapat memuaskan, terutama dalam tes ELPT. Pasalnya, ia berencana untuk berkontribusi di program internasionalisasi yang diadakan oleh UNAIR. 

Penulis: Aidatul Fitriyah

Editor: Khefti Al Mawalia